Wednesday, June 24, 2015

Ragu untuk menikah?


Apakah termasuk tidak normal jika seseorang enggan menikah karena ragu?
Hasil penelitian, seperti dilansir oleh womens health mag, orang yang mengalami keraguan beberapa hari sebelum menikah memiliki resiko 2.5 kali lebih besar untuk bercerai dalam waktu empat tahun mendatang dibandingkan orang yang tidak memiliki keraguan apapun, terutama wanita.
Pada penelitian ini, para peneliti bertanya pada sekitar 232 pasangan yang baru saja menikah 1 bulan lalu untuk mengetahui apakah mereka merasakan keraguan sebelum menikah.
Para peneliti kemudian melakukan survei lanjutan setiap 6 bulan selama 4 tahun dan menemukan bahwa rasa ragu yang dirasakan sebelum menikah mungkin dapat menyebabkan masalah yang lebih besar daripada hanya sekedar keraguan sesaat saja.
Walaupun banyak orang mengatakan bahwa merasa ragu beberapa hari sebelum menikah merupakan hal yang normal, akan tetapi apakah Anda yakin keraguan Anda merupakan sesuatu hal yang normal dan bukan suatu pertanda bahaya?
Jadi bagaimana cara membedakannya? berikut ini, beberapa skenario yang mungkin dialami oleh pasangan yang akan menikah dan jawaban dari para ahli mengenai apakah keraguan yang dialami oleh pasangan tersebut merupakan hal yang normal atau justru merupakan suatu tanda bahaya.

•Anda dan pasangan tidak memiliki ketertarikan yang sama (Normal)
Jika Anda merupakan tipe orang yang suka berjalan-jalan ke luar sedangkan pasangan Anda merupakan tipe orang yang lebih suka menghabiskan waktu senggang di dalam rumah, maka tidak ada yang perlu Anda khawatirkan.
Sebagian besar pasangan bukanlah orang yang 100 persen cocok.
Selama Anda dan pasangan masih memiliki berbagai hal lainnya yang sama-sama Anda dan pasangan sukai, maka Anda tidak perlu merasa berkewajiban untuk menyukai apa yang ia sukai setelah Anda dan si dia menikah.

•Anda dan pasangan memiliki prinsip yang berbeda (Berbahaya)
Bila berhubungan dengan prinsip hidup seseorang seperti tanggung jawab, keyakinan, dan keluarga; maka Anda dan pasangan harus memiliki pandangan yang sama.
Akan tetapi, hal ini bukan berarti Anda dan pasangan harus berpisah. Mengapa? karena berbeda agama atau karena ia lebih dekat dengan orang tuanya daripada kedekatan Anda dengan orang tua Anda.
Bagaimana Anda dan pasangan akan berkompromi mengenai hal ini di masa depan, ini penting.
Misalnya bila Anda dan pasangan memiliki keyakinan atau agama yang berbeda  maka terdapat beberapa hal yang harus Anda sepakati dengannya sedari awal.
Hal apa saja? seperti bagaimana Anda dan pasangan akan merayakan hari raya tertentu atau bagaimana Anda dan pasangan akan membesarkan anak nantinya.
Sama halnya dengan perbedaan keyakinan yang membutuhkan kompromi sejak awal, kedekatan hubungan keluarga pun demikian.
Anda dan pasangan harus mendiskusikan apa yang akan ia lakukan bila ibunya melewati batas atau mengganggu hubungan Anda dengan pasangan.

•Anda dan pasangan sama-sama harus menetapkan suatu batasan.
Seringkali berbagai perbedaan ini dapat diselesaikan dengan komunikasi yang baik dan keinginan untuk saling berkompromi.
Akan tetapi, bila berbagai masalah ini tidak juga berhasil diselesaikan hingga hari pernikahan, maka bukan tidak mungkin perbedaan ini juga dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah dalam kehidupan pernikahan Anda dengan pasangan nantinya.

•Anda khawatir Anda akan berselingkuh (Berbahaya)
berselingkuh sebelumnya, maka Anda pun tidak perlu khawatir.
Banyak pasangan berada dalam situasi di mana kesempatan mereka untuk berselingkuh sangat tinggi.
Akan tetapi, bila Anda telah merasa bahagia dan puas terhadap pasangan Anda dan Anda tidak pernah berselingkuh sebelumnya, maka Anda pun tidak perlu khawatir bahwa Anda akan mengkhianati pasangan Anda.
Akan tetapi, bila Anda merupakan tipe orang yang cenderung selalu berusaha mencari perhatian dan kasih sayang dari orang lain selain pasangan Anda, maka hal ini dapat sangat berbahaya.
Jadi, apa yang harus dilakukan? jangan melanjutkan rencana pernikahan Anda bila Anda diliputi oleh rasa takut. Sangatlah penting untuk mencari tahu mengapa Anda selalu ingin berselingkuh.
Jangan lupa untuk memberitahu pasangan Anda mengenai hal ini.

•Bila Anda dan pasangan tetap tidak dapat menemukan jalan keluar dari masalah tersebut, maka akan lebih baik bila Anda berkonsultasi dengan seorang ahli.
Si dia tidak ada dalam rencana masa depan Anda (Normal)
Pada zaman modern ini, pekerjaan, karir, dan cita-cita dapat menghambat hubungan Anda dan pasangan, bahkan pada para pasangan yang telah menikah sekalipun. Akan tetapi, bukan berarti hal ini tidak dapat diselesaikan.
Dalam suatu hubungan, kedua belah pihak harus siap berkorban bagi pihak lainnya karena pasti ada saatnya di mana Anda harus berkorban untuk pasangan Anda, begitu pula sebaliknya.
Lebih baik bila Anda dan pasangan sama-sama mendiskusikan masa depan Anda bersama seperti berapa jumlah anak yang diinginkan, karir, hewan peliharaan, di mana tempat tinggal yang diinginkan, dan sebagainya.

•Anda tidak yakin apakah Anda masih mencintainya (Berbahaya)
Kecuali Anda menikah karena dijodohkan, maka biasanya terdapat rasa cinta di antara Anda dan pasangan saat menikah. Akan tetapi, bila Anda dan pasangan telah lama menjalin hubungan asmara, maka mungkin api cinta yang ada tidak lagi sepanas dulu dan ini merupakan hal yang biasa terjadi.
Tetapi, bila rasa ketertarikan di antara Anda dan pasangan mulai menghilang menjelang hari H, maka hal ini merupakan suatu masalah yang serius.
Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hal ini? Cari tahu apa penyebabnya! Cobalah untuk menyelesaikannya bersama dengan pasangan Anda dan berkonsultasilah dengan ahli bila masalah yang ada tidak dapat diselesaikan sendiri oleh Anda dan pasangan.

Sumber: Women health mag

No comments:

Post a Comment