When I was little, mom liked to make breakfast and dinner. And one night, after the mother was making breakfast, worked hard all day, in the evening serves a plate of eggs, gravy and toast were burnt at the table dad.
I remember when it was waiting to see what the reaction of the people in there!
However, the father did was take a toast, smiling at the mother, and asked me in school activities. I do not remember what my father said that night, but I saw it spread butter and jam on toast and enjoy every bite!
When I moved from the dinner table that evening, I heard the mother apologized to the father because it's burnt toast.
And one thing I never forget is what the father said: "Honey, I love burned toast. '
Before bed, I'm going to give my dad a kiss good night. I asked if my father really likes burnt toast.
Dad hugged me tightly with her arms and said, "my boy, your mother has worked hard all day and he was really tired. So a piece of burnt toast that will not hurt anyone!"
What I've learned in later years are to learn to accept other people's mistakes, and choose to celebrate difference - is a very important key to creating a healthy relationship, growing and lasting.
Wednesday, September 19, 2012
Plato bertanya cinta dan kehidupan
Plato bertanya akan cinta dan
kehidupan …
kehidupan …
Suatu hari,
Plato bertanya pada
gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana
saya menemukannya?
gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana
saya menemukannya?
Gurunya
menjawab, “Ada ladang gandum yang luas
didepan sana. Berjalanlah kamu dan
tanpa boleh mundur kembali, kemudian
ambillah satu saja ranting. Jika kamu
menemukan ranting yang kamu anggap
paling menakjubkan, artinya kamu telah
menemukan cinta” .
menjawab, “Ada ladang gandum yang luas
didepan sana. Berjalanlah kamu dan
tanpa boleh mundur kembali, kemudian
ambillah satu saja ranting. Jika kamu
menemukan ranting yang kamu anggap
paling menakjubkan, artinya kamu telah
menemukan cinta” .
Plato pun
berjalan, dan tidak seberapa
lama, dia kembali dengan tangan
kosong, tanpa membawa apapun.
lama, dia kembali dengan tangan
kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya
bertanya, “Mengapa kamu tidak
membawa satupun ranting?”
membawa satupun ranting?”
Plato
menjawab, “Aku hanya boleh membawa
satu saja,dan saat berjalan tidak
boleh mundur kembali (berbalik)”.
Sebenarnya aku telah menemukan yang
paling menakjubkan, tapi aku tak tahu
apakah ada yang lebih menakjubkan lagi
di depan sana, jadi tak kuambil
ranting tersebut. Saat kumelanjutkan
berjalan lebih jauh lagi, baru
kusadari bahwa ranting-ranting yang
kutemukan kemudian tak sebagus ranting
yang tadi, jadi tak kuambil
sebatangpun pada akhirnya”
menjawab, “Aku hanya boleh membawa
satu saja,dan saat berjalan tidak
boleh mundur kembali (berbalik)”.
Sebenarnya aku telah menemukan yang
paling menakjubkan, tapi aku tak tahu
apakah ada yang lebih menakjubkan lagi
di depan sana, jadi tak kuambil
ranting tersebut. Saat kumelanjutkan
berjalan lebih jauh lagi, baru
kusadari bahwa ranting-ranting yang
kutemukan kemudian tak sebagus ranting
yang tadi, jadi tak kuambil
sebatangpun pada akhirnya”
Gurunya
kemudian menjawab ” Jadi ya
itulah cinta”
itulah cinta”
Di hari yang
lain, Plato bertanya lagi
pada gurunya,”Apa itu perkawinan?
Bagaimana saya bisa menemukannya?”
pada gurunya,”Apa itu perkawinan?
Bagaimana saya bisa menemukannya?”
Gurunya pun
menjawab “Ada hutan yang
subur didepan sana. Berjalanlah tanpa
boleh mundur kembali (menoleh) dan
kamu hanya boleh menebang satu pohon
saja. Dan tebanglah jika kamu
menemukan pohon yang paling tinggi,
karena artinya kamu telah menemukan
apa itu perkawinan”
subur didepan sana. Berjalanlah tanpa
boleh mundur kembali (menoleh) dan
kamu hanya boleh menebang satu pohon
saja. Dan tebanglah jika kamu
menemukan pohon yang paling tinggi,
karena artinya kamu telah menemukan
apa itu perkawinan”
Plato pun
berjalan, dan tidak seberapa
lama, dia kembali dengan membawa
pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon
yang segar/subur, dan tidak juga
terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa
saja.
lama, dia kembali dengan membawa
pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon
yang segar/subur, dan tidak juga
terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa
saja.
Gurunya
bertanya, “Mengapa kamu
memotong pohon yang seperti itu?”
memotong pohon yang seperti itu?”
Plato pun
menjawab, “sebab berdasarkan
pengalamanku sebelumnya, setelah
menjelajah hampir setengah hutan,
ternyata aku kembali dengan tangan
kosong. Jadi dikesempatan ini, aku
lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah
buruk-buruk amat, jadi kuputuskan
untuk menebangnya dan membawanya
kesini. Aku tidak mau menghilangkan
kesempatan untuk mendapatkannya”
pengalamanku sebelumnya, setelah
menjelajah hampir setengah hutan,
ternyata aku kembali dengan tangan
kosong. Jadi dikesempatan ini, aku
lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah
buruk-buruk amat, jadi kuputuskan
untuk menebangnya dan membawanya
kesini. Aku tidak mau menghilangkan
kesempatan untuk mendapatkannya”
Gurunya pun
kemudian menjawab, “Dan ya
itulah perkawinan”
itulah perkawinan”
NOTE
Cinta itu semakin dicari, maka semakin
tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam
lubuk hati, ketika dapat menahan
keinginan dan harapan yang lebih.
Cinta itu semakin dicari, maka semakin
tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam
lubuk hati, ketika dapat menahan
keinginan dan harapan yang lebih.
Ketika
pengharapan dan keinginan yang
berlebih akan cinta, maka yang didapat
adalah kehampaan… tiada sesuatupun
yang didapat, dan tidak dapat
dimundurkan kembali. Waktu dan masa
tidak dapat diputar mundur. Terimalah
cinta apa adanya.
berlebih akan cinta, maka yang didapat
adalah kehampaan… tiada sesuatupun
yang didapat, dan tidak dapat
dimundurkan kembali. Waktu dan masa
tidak dapat diputar mundur. Terimalah
cinta apa adanya.
Pernikahan
adalah kelanjutan dari
Cinta. Adalah proses mendapatkan
kesempatan, ketika kita mencari yang
terbaik diantara pilihan yang ada,
maka akan mengurangi kesempatan untuk
mendapatkannya, Ketika kesempurnaan
ingin kita dapatkan, maka sia- sia lah
waktumu dalam mendapatkan pernikahan
itu, karena, sebenarnya kesempurnaan
itu hampa adanya
Cinta. Adalah proses mendapatkan
kesempatan, ketika kita mencari yang
terbaik diantara pilihan yang ada,
maka akan mengurangi kesempatan untuk
mendapatkannya, Ketika kesempurnaan
ingin kita dapatkan, maka sia- sia lah
waktumu dalam mendapatkan pernikahan
itu, karena, sebenarnya kesempurnaan
itu hampa adanya
Subscribe to:
Posts (Atom)