Wednesday, July 17, 2013

Benarkah kaum Pria selalu mencari figure seorang Ibunya?

Ketika seorang Pria terlahir ke Dunia sosok pertama yang dilihatnya walaupun tidak mereka mnerti adalah seorang Wanita. Suara yang didengarnya, perhatiannya, setiap gerakannya, tatapannya, kasih sayangnya, cintanya. Bahkan ketika sudah beranjak menjadi seorang yang sedikit memahami dunia, baik prilaku yang buruk atau yang baik dari situlah seorang Pria menerima dan merasakannya dari seorang Wanita bernama Ibu.
Ketika menjelang dewasa tanpa disadarinya, mereka akan selalu tertarik dengan apa yang sudah mereka dapatkan dari seorang Ibu dan kebanyakan kaum Pria tidak menyadarinya bahwa setengah hidupnya berada dalam genggaman seorang Ibu. Mereka akan menyimpan semua kenyamanan itu untuk selamanya.
Lalu apa kaitannya dengan seorang Pria dewasa?
Tentu saja kembali ke dasar uraian diatas tadi, bahwa setiap kaum Pria yang muda atau tua ingin mendapatkan perlakuan seperti masa dulunya. Seorang Ibu bagaikan Malaikat penyelamat yang sempurna dimata Pria. Kehalusan dan ketulusannya yang bisa membuat kaum Pria kagum dan mengalah. Karena diibaratkan hati dan pikiran seorang Ibu adalah setengah dari diri seorang Pria.
Para pria sejatinya terlahir sebagai manusia yang egois, penuh ambisi, seorang Pemimpin, berpikiran rasional, pantang menyerah, pemimpi yang besar, pekerja keras, pengambil keputusan namun juga bisa rentan, kasar. Hal lain yang sangat menonjol adalah ada sifat yang halus, berjiwa romantis, penuh intrik.
Namun banyak Wanita yang melupakan hal- hal kecil pada diri seorang Pria. Bahwa seorang Wanita haruslah juga berdiri disamping Pria sebagai seorang Ibu-nya juga. Sebab setiap kaum Pria ingin melihat sosok itu dalam porsi kecil di setiap kaum Wanita. Karena dari mulai kecil pun kaum Pria selalu dibela dan ditengahi oleh Ibunya, baik hal benar atau salah. Kehalusan itulah yang membuat setiap kaum Pria merasa nyaman berada dalam genggaman seorang Ibu.
Oleh sebab itu ketika kita menikah dan mendapatkan pasangan artinya kita memasuki suatu fase dimana kita memasuki era perbedaan pikiran dan sifat yang disatukan salam tali pernikahan. 
Seandainya semua itu tidak pernah ada, maka kemungkinan bisa dipastikan bahwa hubungan itu akan penuh ketidak harmonisan dan penuh gejolak, karena setiap kaum Pria akan selalu mencari sosok Ibunya yaitu pemberi kenyamanan, kasih sayang tulus, peredam emosi, penyejuh hati dan jiwa.
Esensinya adalah peran seorang Wanita tanpa melupakan kriteria diatas tadi, karena seorang Pria akan selalu percaya dengan apa yang Ibunya katakan dan itu akan selalu diingatnya. Walaupun ada pertentangan sedikit namun tetap semuanya bisa dicerna dalam pikiran seorang Pria dari figure Ibunya.