Setiap makhluk yang hidup dimanapun berada tidak akan sanggup menghindar dari kematian.
Kematian adalah mutlak dan tidak bisa ditunda. Tuhan sudah menentukan siapa, kapàn,dimana makhluk ciptaanNya harus kembali.
Kematian adalah sesuatu kejadian yang mengerikan bagi sebagian orang. Kematian seharusnya sebuah proses seperti kelahiran ke Dunia. Manusia tidak akàn takut menghadapi kematian jika Manusia itu siap untuk meninggalkan jasadnya. Kematian dan kehidupan harus seimbang. Ketika Manusia hidup jalanilah dengan nilai- nilai spritual, keyakinan suatu filosofis yaitu kebaikan terhadap diri sendiri,sesama makhluk hidup dan alam.
Perpisahan bukanlah bentuk kematian yang abadi, namun suatu awal kehidupan baru. Kelàhiran adalah awal kebahagiaan dan kematian adalah akhir sebuah kesedihan.
Ketika proses kematian berlangsung, seseorang yang meninggalkan raganya pun tidak akan mengerti kenapà terpisah, siapakah dia, siapakah orang- orang itu. Belum ada penjelasan secara nyata kenapa ruh itu seperti seorang bayi yang polos. Kenapa tidak ada emosi atau perasaan setelah mati, kenapa memori Manusia seolah terhapus.
Kematian bisa datang dimana saja. Kematian bersifat paralel, tidak ada batas ruang dan waktu. Kematian itu ada di dalam diri Manusia sendiri. Kalau kematian itu sudah tertulis maka tidak mungkin di tunda- tunda lagi.
Mungkin bisa dijelaskan bahwa kematian itu menuju suatu tempat tertentu atau ghaib. Gambarannya adalah sebuah lorong dengan cahaya terang di ujungnya dimana itulah gerbang alam setelah mati. Mati pun mendapatkan tempat yang khusus sebelum hari akhir atau pengadilan terakhir oleh Tuhan.
Malaikat pencabut nyawa selalu ada dan tinggal menunggu perintah. Ruh Makhluk yang hidup itu ibaratkan beradà di dalam suatu wajan dan Malaikat akan tahu mana yang sudah diperintahkàn oleh Tuhan untuk menarik nyawanya.
Ada dua kematian yang terjadi pada Makhluk hidup. Kematian yang indah dan kematian yang buruk.
Kematian indah adalah proses kematian yang berada di tempat baik dan tenang.
Misalnya proses kematian ini terjadi begitu cepat, tidak mengalami sakit secara raga dan tidak ada penghancuran secara raga.
Kematian yang kedua adalah suatu proses yang berujung pada destruktif, kesakitan, proses pemisahan yang membutuhkan waktu.
Betapa ciptaan yang Maha Kuasa itu sungguh tidak ada batasnya. Semuanya sudah sangat presisi tidak ada kesalahàn. Mahkluk mengalami kematian pun sempurna dan tidak ada jalan untuk kembali lagi. Mahluk Manusia akan kembali kepada tempat asalnya. Suatu tempat dimana Manusia berasal. Gugusan bintang- bintang adalah tempat terindah bagi Manusia berada. Bahkan mungkin tidak terkira jauhnya.
Manusia tidak ada artinya tanpa suatu kebaikan. Dan kejahatan adalah suatu keselarasannya. Semuanya juga sudah di tulis demikian. Keseimbangan Bumi dimana Makhluk hidup berpijak haruslah antara baik dan jahat.
Dan ketika salah satunya berlebihan maka terjadilah penyeimbangnya dan terus demikian.
Seorang Hitler sudah tertulis dan akan lahir ke Dunia untuk memimpin. Itulah proses alam dalam mengimbangi suatu kepentingan tertentu. Tidak akan ada perdamaian jika tidak ada perang dunia.
Bahkan bom atom di dua tempat yang dijatukan di Jepang pun sudah tertuliskan. Oleh sebab itu dibutuhkan Albert Einstein dan lahirlah ilmuwan itu.
Nilai- nilai spritual sudah ada sejak Adam dan Hawa diciptakan. Dan Tuhan sudah mempersiapkan cetak biru nya.
Proses A sampai Z sudah diputuskan.
Perdalam làh pengetahuan spritual itu hingga mengerti siapa kita, buat apa kita hidup, apa yang harus kita ketahui dalam hidup, kemana kita setelah mati.
Dan sebagai mentornya maka Tuhan menurunkan ayat- ayatnya.
Bukankah saat kita bayi tidak mengerti apa- apa. Orang tua kita yang mengajari semuanya. Oràng Tua kita itu ibaratnya alkitab.
Semoga semua ini bermanfaat buat kita semua. Jadi kita harus selalu ingat bahwa kapan dan dimana saja kematian itu bisa menjemput kita.
Sudah siapkah anda?