Sunday, June 21, 2015

Pengertian biseksual

Biseksualitas merupakan ketertarikan romantis, ketertarikan seksual, atau kebiasaan seksual kepada pria maupun wanita. Istilah ini umumnya digunakan dalam konteks ketertarikan manusia untuk menunjukkan perasaan romantis atau seksual kepada pria maupun wanita sekaligus. Istilah ini juga didefinisikan sebagai meliputi ketertarikan romantis atau seksual pada semua jenis identitas gender atau pada seseorang tanpa mempedulikan jenis kelamin atau gender biologis orang tersebut, yang terkadang disebut panseksualitas.

Biseksualitas adalah salah satu dari tiga klasifikasi utama orientasi seksual, bersama dengan heteroseksualitas dan homoseksualitas, yang masing-masing merupakan bagian dari Rangkaian kesatuan heteroseksual-homoseksual. Suatu identitas biseksual tidak harus memiliki ketertarikan seksual yang sama besar pada kedua jenis kelamin; biasanya, orang-orang yang memiliki ketertarikan pada kedua jenis kelamin tetapi memiliki tingkat ketertarikan yang berbeda juga mengidentifikasikan diri mereka sebagai biseksual. Biseksualitas umumnya dikontraskan dengan homoseksualitas, heteroseksualitas, dan aseksualitas.

Biseksualitas telah teramati terdapat dalam berbagai golongan masyarakat manusia dan juga pada kelompok hewandi sepanjang sejarah tertulis. Istilah biseksualitas, sebagaimana hetero- dan homoseksualitas, diciptakan pada abad ke-19 M.


Biseksualitas sebagai sebuah identitas peralihan juga telah dipelajari. Dalam sebuah penelitian longitudinal atas perkembangan identitas seksual pada remaja lesbian, gay, dan biseksual {LGB), Rosario dkk "menemukan bukti atas konsistensi yang cukup dan perubahan identitas seksual LGB sepanjang waktu". Para remaja yang telah mengidentifikasi diri sebagai gay/lesbian sekaligus biseksual pada penilaian awal, kira-kira tiga kali lebih sering mengidentifikasi diri sebagai gay/lesbian dibandingkan biseksual pada penilaian berikutnya. Para remaja yang hanay mengidentifikasi sebagai biseksual pada penilaian awal, 60–70% tetap berpegang pada identitas tersebut, sementara sekitar 30–40% mengasumsikan identitas gay/lesbian. Rosario dkk menduga bahwa "meskipun terdapat para remaja yang secara konsisten mengidentifikasi diri sebagai biseksual sepanjang penelitian, pada remaja yang lain, identitas biseksual menjadi suatu indentitas transisional sebelum mereka selanjutnya mengidentitaskan diri sebagai gay/ biseksual." Sebaliknya, sebuah penelitian longitudinal yang dilakukan oleh Lisa M. Diamond terhadap para wanita yang mengidentifikasi diri mereka sebagai lesbian, biseksual, atau tanpa keterangan, menemukan bahwa "lebih banyak wanita yang menggunakan identitas biseksual/tanpa keterangan daripada melepaskannya," selama suatu periode yang panjangnya adalah 10 tahun. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa "para wanita biseksual/tanpa keterangan memiliki keseluruhan distribusi yang stabil atas ketertarikan terhadap sesama-jenis/lawan-jenis." Diamond juga meneliti biseksualitas pria, menyebutkan bahwa survei penelitian tersebut menemukan "hampir sama jumlah pria yang berubah pada satu titik dari gay menjadi biseksual, queer, atau tanpa keterangan, dengan dari identitas biseksual menjadi gay."


Waspadai gejala biseksual jika sudah tidak bisa dikontrol lagi, misalnya saja memiliki pacar sesama jenis padahal sudah menikah. Keadaan ini perlu diatasi dengan melakukan konsultasi psikologi. Sebab jika keadaan ini dibiarkan terus terjadi, maka ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Keutuhan rumahtangga bisa terganggu, memberi contoh yang tidak baik bagi anak-anak, dan penularan penyakit kelamin. Penyakit kelamin ini bisa ditularkan dari pasangan seksual penderita biseksual.

Salah satu cara untuk mengetahui orientasi seksual seseorang adalah melalui matanya. Seseorang dengan orientasi heteroseksual akan membesar bagian pupil matanya ketika memandang lawan jenisnya. Sedangkan seseorang yang memiliki kecenderungan biseksual akan membesar pupil matanya saat melihat lawan jenis dan juga sesama jenisnya. Rasa tertarik terhadap sesama jenis ini juga ditunjukkan sama seperti ketika mereka tertarik pada lawan jenisnya. Misalnya saja menjadi salah tingkah, wajah tiba-tiba merah padam dan lain sebagainya.

•Kecederungan Biseksual•

Kecenderungan biseksual bisa disebabkan berbagai hal. Berikut ini beberapa penyebab munculnya kecenderungan biseksual pada seseorang.

•Gangguan psikoseksual di waktu kecil yang tidak ditangani dengan tepat
Terjadinya gangguan pada syaraf otak
Hubungan yang terlalu dekat dengan sesama jenis
•Kebiasaan mencoba-coba memainkan genital di masa anak-anak dan pubertas yang dilakukan untuk menambah pengalaman seksual
•Terjerumus ke dalam pergaulan biseksual yang secara perlahan akan mempengaruhi orientasi seksual seseorang.
Nah, berdasarkan penyebabnya inilah ada kecenderungan biseksual yang bisa disembuhkan dan ada pula yang tidak bisa disembuhkan. Kecenderungan biseksual yang disebabkan kelainan pada syaraf otak cukup sulit disembuhkan. Sementara itu, kecenderungan biseksual yang disebabkan pergaulan atau pertemanan dengan sesama jenis yang terlalu dekat memiliki peluang untuk disembuhkan. Tetapi tentu saja proses penyembuhan ini membutuhkan waktu yang cukup lama, kesabaran, dan niat yang kuat.

Para orangtua yang memiliki anak, sebaiknya melakukan tindakan-tindakan pencegahan agar kecenderungan biseksual tidak terjadi. Misalnya saja dengan melakukan pengawasan terhadap pergaulan anak, memberikan pendidikan seksual sejak dini dan membangun komunikasi yang terbuka dengan anak.

Waspadai gejala biseksual sejak dini agar bisa segera dilakukan tindakan penyembuhan. Semakin dini diketahui, tentunya kecenderungan ini memiliki peluang yang lebih besar untuk disembuhkan. Sebaliknya, kecenderungan yang terlambat diketahui akan membawa anak pada keadaan-keadaan yang semakin sulit untuk diselesaikan. Semoga bermanfaat.

Penyebab depresi

Pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang menyebabkan depresi klinis? Mungkin Anda didiagnosis depresi berat, dan hal itu membuat Anda bertanya mengapa ada beberapa orang mengalami depresi, sedangkan yang lainnya tidak.

Depresi adalah penyakit yang sangat kompleks dan terjadi karena berbagai alasan. Beberapa orang mengalami depresi sewaktu terkena penyakit medis yang serius. Beberapa yang lain mungkin mengalami depresi karena adanya perubahan hidup seperti pindah tempat tinggal atau kematian orang yang dicintai. Ada juga yang memiliki riwayat keluarga depresi, sehingga mereka mungkin mengalami depresi dan merasakan kesedihan dan kesepian tanpa alasan yang jelas.

Apa Penyebab Utama Depresi?

Terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena depresi antara lain:

A. Kekerasan.
Kekerasan fisik, pelecehan seksual, atau emosional di masa lalu dapat menyebabkan depresi di kemudian hari.

B. Obat-obatan tertentu.
Sebagai contoh, beberapa obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, seperti beta-blocker atau reserpin, dapat meningkatkan risiko depresi.

C. Konflik.
Depresi dapat disebabkan dari konflik pribadi atau perselisihan dengan anggota keluarga atau teman-teman.

D.Kematian atau kehilangan.
Kesedihan atau kedukaan karena kematian atau kehilangan orang yang dicintai, meskipun ini alami, juga dapat meningkatkan risiko depresi.

E. Genetik.
Riwayat keluarga yang memiliki depresi dapat meningkatkan risiko depresi. Hal ini karena diperkirakan depresi diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Walaupun masih belum diketahui secara pasti bagaimana hal ini dapat terjadi.

F. Peristiwa Besar.
Bahkan peristiwa baik seperti memulai pekerjaan baru, kelulusan, atau menikah dapat menyebabkan depresi. Begitu juga dengan perpindahan tempat, kehilangan pekerjaan atau pendapatan, bercerai, atau pensiun.

G. Masalah pribadi yang lain.
Masalah-masalah seperti isolasi sosial akibat penyakit jiwa lain atau dikucilkan anggota keluarga atau masyarakat juga dapat menyebabkan depresi.

H. Penyakit Berat.
Kadang-kadang depresi berdampingan dengan penyakit berat atau merupakan reaksi terhadap penyakit.

I. Penyalahgunaan zat.
Hampir 30% dari orang-orang dengan masalah ini, juga memiliki depresi berat atau klinis.

Bagaimana Faktor Biologi Terkait dengan Depresi?

Para peneliti telah mencatat perbedaan dalam otak penderita depresi dibandingkan dengan yang tidak depresi. Misalnya hippocampus, yaitu bagian kecil dari otak yang berperan penting untuk menyimpan memori, tampaknya lebih kecil pada orang dengan riwayat depresi dibandingkan orang yang tidak pernah depresi.

Hippocampus yang lebih kecil memiliki reseptor serotonin lebih sedikit. Serotonin adalah zat kimia otak yang menenangkan, dikenal sebagai neurotransmitter yang memungkinkan komunikasi antara saraf di otak dengan tubuh. Diperkirakan juga bahwa norepinefrin neurotransmitter mungkin terlibat dalam depresi.

Para ilmuwan belum mengetahui mengapa hippocampus lebih kecil pada orang dengan depresi. Beberapa peneliti telah menemukan bahwa hormon stres kortisol diproduksi secara berlebihan pada orang depresi. Peneliti tersebut percaya bahwa kortisol memiliki efek toksik atau beracun bagi hippocampus. Sedangkan beberapa ahli berteori bahwa penderita depresi lahir dengan hippocampus lebih kecil dan karena itu cenderung untuk menderita depresi.

Satu hal yang pasti, depresi adalah penyakit kompleks dengan banyak faktor. Pindai dan studi kimia otak terbaru dari efek penggunaan antidepresan, telah memberikan perluasan pemahaman mengenai proses biokimia yang terlibat dalam depresi. Seiring dengan peneliti lebih memahami penyebab depresi, maka profesional kesehatan akan dapat membuat diagnosis yang lebih baik dan pada akhirnya dapat meresepkan rencana pengobatan yang lebih efektif.

• Bagaimana Genetik Terkait dengan Risiko Depresi?

Kita mengetahui bahwa depresi tampaknya berjalan dalam keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara genetik dengan depresi. Anak, saudara, dan orang tua dari penderita depresi berat, jauh lebih mungkin untuk menderita depresi dibandingkan yang tidak. Banyak gen berinteraksi satu sama lain dengan cara khusus, yang mungkin berkontribusi pada berbagai jenis depresi yang berjalan dalam keluarga. Walaupun begitu, meski semua bukti menunjukkan adanya hubungan antara riwayat keluarga dengan depresi, para ilmuwan masih belum mampu mengidentifikasi gen “depresi”.

• Apakah Obat Tertentu Dapat Menyebabkan Depresi?

Pada orang tertentu, obat-obatan dapat menyebabkan depresi. Misalnya, obat-obatan seperti barbiturates, benzodiazepines, dan beta-blocker telah dikaitkan dengan depresi, terutama pada orang tua. Demikian juga obat-obatan seperti kortikosteroid, opioid (kodein, morfin), dan antikolinergik yang digunakan untuk meringankan kram perut, obat tersebut diketahui dapat menyebabkan mania, yaitu kondisi gembira sekali, yang berkaitan dengan gangguan bipolar.

• Apakah Kaitan Antara Depresi dan Penyakit Kronis?

Pada beberapa orang, penyakit kronis dapat menyebabkan depresi. Penyakit kronis adalah penyakit yang berlangsung dalam waktu yang lama dan biasanya tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Walau begitu, penyakit kronis sering dapat dikendalikan melalui diet, olahraga, kebiasaan gaya hidup, dan obat-obatan tertentu. Beberapa contoh penyakit kronis yang dapat menyebabkan depresi adalah diabetes, penyakit jantung, arthritis, penyakit ginjal, HIV / AIDS, lupus, dan multiple sclerosis (MS). Hipotiroid juga dapat menyebabkan perasaan depresi.
Para peneliti percaya bahwa dengan mengobati depresi, maka penyakit kronis yang menyertainya juga dapat membaik.

• Apakah Depresi Terkait dengan Nyeri Kronis?

Ketika nyeri bertahan selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, maka nyeri tersebut disebut sebagai “kronis.” Nyeri kronis tidak hanya menyakitkan, tetapi juga mengganggu tidur Anda, kemampuan Anda untuk berolahraga dan beraktivitas, hubungan sosial Anda, dan produktivitas Anda di tempat kerja serta dapat membuat Anda merasa sedih, terisolasi, dan depresi.

Ada bantuan yang dapat diberikan untuk nyeri kronis dan depresi, misalnya program pengobatan multifaset, psikoterapi, pertemuan kelompok, dan sebagainya, yang dapat membantu Anda untuk mengelola rasa sakit, mengurangi depresi, dan membawa hidup Anda kembali ke jalurnya.

• Apakah Depresi Sering Terjadi Dengan Kesedihan?

Kesedihan adalah reaksi umum ketika kehilangan. Kehilangan yang dapat menyebabkan kesedihan yaitu kematian atau berpisah dengan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, kematian atau kehilangan hewan peliharaan, atau perubahan lain dalam hidup, seperti perceraian, kesepian, atau pensiun. Siapapun dapat mengalami kesedihan dan kehilangan, namun tidak semua orang akan mengalami depresi. Hal ini karena setiap orang mengatasi kesedihan tersebut dengan cara masing-masing.

•WebMd•

Obsessive Compulsive Disorder OCD

Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) adalah jenis gangguan kecemasan di mana seseorang memiliki pikiran dan ketakutan yang tidak masuk akal (obsesi) yang menuntut melakukan sesuatu secara berulang-ulang.

Dengan obsesif-kompulsif, penderita mungkin menyadari bahwa obsesinya tidak masuk akal dan mencoba untuk mengabaikan atau menghentikan obsesi tersebut.

Tapi itu justru meningkatkan tekanan dan kecemasan. Pada akhirnya, penderita disesatkan untuk melakukan tindakan kompulsif dalam upaya untuk meringankan penderitaan.

Meskipun penderita sudah berusaha keras, pikiran obsesif-kompulsif terus datang kembali. Hingga akhirnya obsesi tersebut mengendalikan pikiran yang mengarah pada perilaku-perilaku ritualistik.

Kecemasan/kegelisahan yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran tersebut mengarahkan mereka pada kebutuhan mendesak untuk melakukan ritual atau rutinitas tertentu (compulsion). Ritual kompulsif ini dilakukan dalam upaya untuk mencegah pikiran obsesif atau membuat pikiran tersebut hilang.

Meskipun ritual ini dapat mengurangi kecemasan untuk sementara, namun orang tersebut harus melakukan ritualnya lagi ketika pikiran obsesif datang kembali. Siklus OCD dapat menyita waktu yang sangat banyak dan secara signifikan mengganggu aktivitas normal. Penderita OCD mungkin menyadari bahwa pikiran tersebut adalah obsesi dan dorongan yang tidak masuk akal atau tidak realistis, tetapi mereka tidak mampu menghentikannya.

Apa Saja Gejala Obsessive Compulsive Disorder?

Gejala-gejala Obsessive Compulsive Disorder dapat bervariasi. Gejala obsesi yang umumnya ditemukan adalah:

-Takut kotor atau terkontaminasi oleh kuman.
-Takut mencelakai orang lain.
-Takut membuat kesalahan.
-Takut malu atau berperilaku sosial yang tidak dapat diterima masyarakat.
-Takut berpikir jahat atau berdosa.
-Perlu kerapian, seimbang atau ketepatan.
-Keraguan yang berlebihan dan kebutuhan untuk selalu dipercayai.

Sedangkan gejala kompulsi meliputi:

-Berulang kali mandi, siram atau mencuci tangan.
-Menolak untuk berjabat tangan atau menyentuh pegangan pintu.
-Berulang kali memeriksa hal-hal yang sama, seperti kunci atau kompor.
-Terus berhitung, baik di dalam pikiran atau diucapkan dengan keras sambil melakukan tugas-tugas rutin.
-Mengatur barang-barang dengan cara tertentu secara terus-menerus.
-Mengkonsumsi makanan dalam urutan tertentu.
-Terjebak pada kata-kata, gambar atau pikiran, yang biasanya mengganggu, sehingga dapat mengganggu waktu tidur.
-Mengulangi kata-kata, kalimat atau doa tertentu.
-Melakukan tugas yang sama berkali – kali.
-Mengumpulkan atau menimbun barang tanpa nilai yang jelas/berarti.


Penyebab pasti dari OCD belum sepenuhnya dipahami, namun penelitian telah menunjukkan bahwa kombinasi faktor biologis dan lingkungan ikut terlibat.

Faktor biologis: 
Otak adalah struktur yang sangat kompleks. Otak berisi miliaran sel saraf yang disebut neuron dan harus berkomunikasi serta bekerja sama agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Neuron berkomunikasi melalui sinyal listrik. Mediator khusus, yang disebut dengan neurotransmiter, membantu memindahkan pesan-pesan listrik dari neuron ke neuron. Penelitian telah menemukan hubungan antara rendahnya kadar neurotransmitter , yang disebut serotonin, dengan terjadinya OCD. Selain itu, ada bukti bahwa ketidakseimbangan serotonin dapat diturunkan dari orang tua kepada anak-anak. Hal ini berarti OCD dapat diwariskan.

Daerah-daerah tertentu di otak dapat juga terpengaruh oleh ketidakseimbangan serotonin, yang memicu timbulnya OCD. Masalah ini tampaknya melibatkan jalur otak yang menghubungkan daerah otak yang berfungsi sebagai penilaian dan perencanaan, dengan daerah otak yang menerima pesan untuk gerakan tubuh.

Studi juga telah menemukan hubungan antara infeksi oleh bakteri Streptococcus dengan OCD. Infeksi ini, jika berulang dan tidak diobati, dapat menyebabkan timbulnya OCD dan gangguan lainnya pada anak-anak.

Faktor Lingkungan: 
Terdapat faktor lingkungan yang dapat memicu OCD pada orang-orang yang memiliki kecenderungan OCD. Faktor lingkungan juga dapat memperburuk gejala dan meliputi:

- Siksaan
- Perubahan kondisi kehidupan
- Penyakit
- Kematian orang yang dicintai
- Masalah atau perubahan yang terkait dengan pekerjaan dan sekolah
- Masalah dalam hubungan percintaan.
- Apakah Obsessive Compulsive Disorder Sering Terjadi?

OCD menimpa sekitar 3,3 juta orang dewasa dan sekitar 1 juta anak-anak dan remaja di Amerika Serikat. Gangguan ini biasanya pertama kali muncul di masa kanak-kanak, remaja, atau dewasa muda. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dan mempengaruhi semua orang dari semua ras dan latar belakang sosial ekonomi.

Bagaimana Obsessive Compulsive Disorder Didiagnosis?

Tidak ada tes laboratorium untuk mendiagnosis OCD. Dokter mendasarkan diagnosa pada penilaian gejala pasien termasuk berapa banyak waktu seseorang dihabiskan untuk melakukan perilaku ritualnya.

Bagaimana OCD Diobati?

OCD tidak dapat sembuh, sehingga sangat penting untuk mendapatkan pengobatan. Pendekatan yang paling efektif untuk mengobati OCD ialah gabungan obat dengan terapi perilaku kognitif.

Terapi Perilaku Kognitif. Tujuan dari terapi perilaku kognitif adalah untuk membimbing penderita OCD dalam menghadapi ketakutan mereka dan mengurangi kecemasan tanpa melakukan perilaku ritual (disebut terapi eksposure dan terapi pencegahan respon). Terapi ini juga berfokus pada mengurangi pikiran berlebihan atau pikiran yang sering terjadi pada orang dengan OCD.
Terapi Obat. Antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), antidepresan seperti Paxil, Prozac, Zoloft. Jenis obat yang lama, misal antidepresan trisiklik seperti Anafranil, juga dapat digunakan.
Dalam kasus OCD yang parah dan pada orang yang tidak merespon terhadap terapi obat dan perilaku, maka dapat digunakan terapi electroconvulsive (ECT) atau psychosurgery untuk mengobati gangguan tersebut. Selama ECT, elektroda dipasangkan pada kepala pasien dan serangkaian kejutan listrik dikirim ke otak, yang akan menyebabkan kejang. Kejang ini menyebabkan pelepasan neurotransmiter atau senyawa serotonin di otak.

Bagaimana Harapan Untuk Orang Dengan Obsessive Compulsive Disorder?

Kebanyakan kasus OCD berhasil diobati dengan obat-obatan, terapi perilaku kognitif, atau kombinasi keduanya. Dengan pengobatan yang disiplin, kebanyakan orang dapat sembuh dari gejala dan kembali beraktivitas normal atau mendekati normal.

Apakah Obsessive Compulsive Disorder dapat Dicegah?

OCD tidak dapat dicegah. Namun, diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu mengurangi waktu yang dihabiskan seseorang karena menderita kondisi ini.

WebMd

Tantangan PHEV dan teknologi terbaru

Sepertinya akan muncul jenis baru kendaraan gabungan antara evo dan outlander. Namun jangan berharap evo yang akan muncul seperti jenis yang sudah ada. Lupakan itu! Jenis yang ini tetap punya dna kencang namun belum dipastikan apakah mengusung sepenuhnya listrik atau hybrid.

https://youtu.be/pc6y3gdHtws

https://youtu.be/pXlfVmOGc0o

Teknologi kendaraan Hybrid

Mobil hybrid adalah mobil yang memiliki sistem penggerak ganda, atau disebut “hybrid” (dalam istilah pertanian hybrid berarti perkawinan silang). Dalam mobil ini, ada “perkawinan” antara penggerak yang konvensional yakni dengan bahan bakar bensin dan penggerak dengan energi listrik.. Berikut ini bagannya :


Mobil Hybrid menggabungkan kedua sumber tenaga, yang dapat dilakukan dengan dua buah cara yang berbeda yaitu: (1) Hybrid paralel dan (2) Hybrid seri. Hybrid paralel memiliki tangki BBM yang menyuplai bensin ke mesin. Hybrid tipe ini juga memiliki baterai yang menyuplai tenaga listrik ke mesin elektrik. Baik mesin bensin maupun mesin elektrik dapat menggerakkan transmisi pada saat bersamaan, dan selanjutnya transmisi akan menggerakkan roda. Pada tipe ini tangki bensin dan mesin gas terhubung ke transmisi secara independen yang mengakibatkan baik mesin elektrik dan mesin gas dapat menghasilkan tenaga pendorong.
Cara kerja mesin listrik dengan prinsip regenerative (isi ulang/recharging saat kendaraan sedang beroperasi) pada mesin hybrid, berbeda dengan mobil tenaga listrik penuh. Mobil tersebut tidak bisa mengisi ulang listriknya. Bila listriknya habis, Batterai/aki harus di-charge secara khusus dengan waktu 8 hingga 12 jam (untuk teknologi onboard charger). Khusus mesin hybrid, mesin listriknya bisa mengisi ulang ke aki dengan memanfaatkan energi kinetik saat mengerem (regenerative braking). Bahkan sebagian energi mesin dari mesin bensin/solar/biofuel saat berjalan listriknya bisa disalurkan untuk mengisi batterai/aki. Dengan sistem operasi seperti ini maka akan terjadi penghematan BBM.
Berbeda dengan hybrid paralel, pada hybrid seri mesin bensin bekerja sebagai generator yang berfungsi sebagai pembangkit baterai atau tenaga motor elektrik yang menggerakkan transmisi. Mesin bensin tidak pernah langsung menjadi tenaga penggerak kendaraan. Sistem kerja pada hybrid series dimulai dari tangki bensin menyuplai bensin ke mesin gas yang selanjutnya menyuplai tenaga ke generator, lalu tenaga yang dihasilkan generator didistribusikan ke baterai dan mesin elektrik. Energi pada baterai sendiri selain dari generator, juga dihasilkan saat terjadi pengereman. Tenaga dari mesin elektrik kemudian menggerakkan transmisi dan selanjutnya menggerakkan roda.



Baby Pajero?

Kehadiran New Outlander 2016 dan Pajero Sport bisa jadi diibaratkan berhadapan dengan HRV dan CRV atau Innova dengan Fortuner. New Outlander yang baru-baru ini dirilis di Amerika utara, Eropa dan Jepang bagai buah pinang dibelah dua dengan Pajero Sport. Dengan desain konsep "dynamic shields" yang lebih ramah lingkungan dan aman. Tersedia dengan bahan bakar bensin dan solar. Di Australia ditawarkan beberapa varian seperti 2WD dan 4WD dengan beberapa varian transmisi dan kelengkapan lainnya. Bentuk lampu buritan mirip Pajero Sport dan yang membedakan mungkin dimensi dan bentuk body samping nya. New Outlander baru body nya masih sama dengan versi terdahulu yang dimaksud versi Outlander Jepang, Eropa dan Amerika. Menurut berita banyak teknologi terkini diterapkan pada kendaraan ini sehingga benar-benar kendaraan keluarga yang aman, nyaman , canggih juga irit.

https://youtu.be/E2dHOFaPdJ4

Funny videos

https://youtu.be/QTcFb-0USP8

https://youtu.be/s_pidn8qvCA

https://youtu.be/PsKPAxKUdgQ

https://youtu.be/5Yu1Aq7rAGQ