Sunday, June 21, 2015

Pengertian biseksual

Biseksualitas merupakan ketertarikan romantis, ketertarikan seksual, atau kebiasaan seksual kepada pria maupun wanita. Istilah ini umumnya digunakan dalam konteks ketertarikan manusia untuk menunjukkan perasaan romantis atau seksual kepada pria maupun wanita sekaligus. Istilah ini juga didefinisikan sebagai meliputi ketertarikan romantis atau seksual pada semua jenis identitas gender atau pada seseorang tanpa mempedulikan jenis kelamin atau gender biologis orang tersebut, yang terkadang disebut panseksualitas.

Biseksualitas adalah salah satu dari tiga klasifikasi utama orientasi seksual, bersama dengan heteroseksualitas dan homoseksualitas, yang masing-masing merupakan bagian dari Rangkaian kesatuan heteroseksual-homoseksual. Suatu identitas biseksual tidak harus memiliki ketertarikan seksual yang sama besar pada kedua jenis kelamin; biasanya, orang-orang yang memiliki ketertarikan pada kedua jenis kelamin tetapi memiliki tingkat ketertarikan yang berbeda juga mengidentifikasikan diri mereka sebagai biseksual. Biseksualitas umumnya dikontraskan dengan homoseksualitas, heteroseksualitas, dan aseksualitas.

Biseksualitas telah teramati terdapat dalam berbagai golongan masyarakat manusia dan juga pada kelompok hewandi sepanjang sejarah tertulis. Istilah biseksualitas, sebagaimana hetero- dan homoseksualitas, diciptakan pada abad ke-19 M.


Biseksualitas sebagai sebuah identitas peralihan juga telah dipelajari. Dalam sebuah penelitian longitudinal atas perkembangan identitas seksual pada remaja lesbian, gay, dan biseksual {LGB), Rosario dkk "menemukan bukti atas konsistensi yang cukup dan perubahan identitas seksual LGB sepanjang waktu". Para remaja yang telah mengidentifikasi diri sebagai gay/lesbian sekaligus biseksual pada penilaian awal, kira-kira tiga kali lebih sering mengidentifikasi diri sebagai gay/lesbian dibandingkan biseksual pada penilaian berikutnya. Para remaja yang hanay mengidentifikasi sebagai biseksual pada penilaian awal, 60–70% tetap berpegang pada identitas tersebut, sementara sekitar 30–40% mengasumsikan identitas gay/lesbian. Rosario dkk menduga bahwa "meskipun terdapat para remaja yang secara konsisten mengidentifikasi diri sebagai biseksual sepanjang penelitian, pada remaja yang lain, identitas biseksual menjadi suatu indentitas transisional sebelum mereka selanjutnya mengidentitaskan diri sebagai gay/ biseksual." Sebaliknya, sebuah penelitian longitudinal yang dilakukan oleh Lisa M. Diamond terhadap para wanita yang mengidentifikasi diri mereka sebagai lesbian, biseksual, atau tanpa keterangan, menemukan bahwa "lebih banyak wanita yang menggunakan identitas biseksual/tanpa keterangan daripada melepaskannya," selama suatu periode yang panjangnya adalah 10 tahun. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa "para wanita biseksual/tanpa keterangan memiliki keseluruhan distribusi yang stabil atas ketertarikan terhadap sesama-jenis/lawan-jenis." Diamond juga meneliti biseksualitas pria, menyebutkan bahwa survei penelitian tersebut menemukan "hampir sama jumlah pria yang berubah pada satu titik dari gay menjadi biseksual, queer, atau tanpa keterangan, dengan dari identitas biseksual menjadi gay."


Waspadai gejala biseksual jika sudah tidak bisa dikontrol lagi, misalnya saja memiliki pacar sesama jenis padahal sudah menikah. Keadaan ini perlu diatasi dengan melakukan konsultasi psikologi. Sebab jika keadaan ini dibiarkan terus terjadi, maka ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Keutuhan rumahtangga bisa terganggu, memberi contoh yang tidak baik bagi anak-anak, dan penularan penyakit kelamin. Penyakit kelamin ini bisa ditularkan dari pasangan seksual penderita biseksual.

Salah satu cara untuk mengetahui orientasi seksual seseorang adalah melalui matanya. Seseorang dengan orientasi heteroseksual akan membesar bagian pupil matanya ketika memandang lawan jenisnya. Sedangkan seseorang yang memiliki kecenderungan biseksual akan membesar pupil matanya saat melihat lawan jenis dan juga sesama jenisnya. Rasa tertarik terhadap sesama jenis ini juga ditunjukkan sama seperti ketika mereka tertarik pada lawan jenisnya. Misalnya saja menjadi salah tingkah, wajah tiba-tiba merah padam dan lain sebagainya.

•Kecederungan Biseksual•

Kecenderungan biseksual bisa disebabkan berbagai hal. Berikut ini beberapa penyebab munculnya kecenderungan biseksual pada seseorang.

•Gangguan psikoseksual di waktu kecil yang tidak ditangani dengan tepat
Terjadinya gangguan pada syaraf otak
Hubungan yang terlalu dekat dengan sesama jenis
•Kebiasaan mencoba-coba memainkan genital di masa anak-anak dan pubertas yang dilakukan untuk menambah pengalaman seksual
•Terjerumus ke dalam pergaulan biseksual yang secara perlahan akan mempengaruhi orientasi seksual seseorang.
Nah, berdasarkan penyebabnya inilah ada kecenderungan biseksual yang bisa disembuhkan dan ada pula yang tidak bisa disembuhkan. Kecenderungan biseksual yang disebabkan kelainan pada syaraf otak cukup sulit disembuhkan. Sementara itu, kecenderungan biseksual yang disebabkan pergaulan atau pertemanan dengan sesama jenis yang terlalu dekat memiliki peluang untuk disembuhkan. Tetapi tentu saja proses penyembuhan ini membutuhkan waktu yang cukup lama, kesabaran, dan niat yang kuat.

Para orangtua yang memiliki anak, sebaiknya melakukan tindakan-tindakan pencegahan agar kecenderungan biseksual tidak terjadi. Misalnya saja dengan melakukan pengawasan terhadap pergaulan anak, memberikan pendidikan seksual sejak dini dan membangun komunikasi yang terbuka dengan anak.

Waspadai gejala biseksual sejak dini agar bisa segera dilakukan tindakan penyembuhan. Semakin dini diketahui, tentunya kecenderungan ini memiliki peluang yang lebih besar untuk disembuhkan. Sebaliknya, kecenderungan yang terlambat diketahui akan membawa anak pada keadaan-keadaan yang semakin sulit untuk diselesaikan. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment