Tuesday, March 17, 2015

Rindu sebuah surat

Pagi ini saya berkunjung ke rumah nenek dan baru mau masuk ke dalam dari luar halaman datang Pak pos membawa surat. Saya hampiri beliau dan ketika menerima surat tersebut saya jadi ingat masa lalu ketika masih sekolah.

Tidakah jika kita menerima SMS merupakan hal biasa dijaman ini. Tetapi jika kita menerima sepucuk surat, ada suatu kebahagiaan tersendiri saat menerimanya, menyobeknya dan membacanya. Apalagi surat itu dari seseorang tercinta atau surat dari mantan, surat dari seorang anak yang bekerja jauh di luar negeri bahkan surat tagihan pun awalnya menyenangkan tetapi begitu dibuka melihat angka nominalnya maka langsung di buang ke tempat sampah.

Surat menyurat antar Manusia itu sudah ada sejak ratusan tahun lalu mungkin ribuan tahun lalu pakai batu atau daun. Pada zaman dahulu untuk mengirim surat biasanya menggunakan jasa burung merpati, kerbau, gajah atau kurir Manusia yang bisa menempuh jarak jauh sampai ratusan kilo meter hingga surat itu  sampai nya bisa berbulan- bulan. Bayangkan kalau ingin memberitahukan bahwa orang tua kita sakit. Namanya juga zaman dahulu cuma para Raja dan Istana saja yang melakukan itu untuk kepentingan negara atau perdagangan.
Sejalan dengan waktu teknologi pendukungnya juga semakin maju pesat dengan adanya revolusi industri, penemuan kapal laut, pesawat udara, kendaraan sehingga pengirimannya bisa dipercepat.

Lalu apa sih istimewanya surat ini? Ada ciri khas dan efek kejiwaannya jika kita menerima sepucuk surat. Pertama seseorang itu menulis dengan tangannya sendiri melalui pena yang artinya antara hati dan pikiran bersatu. Efek kejiwaannya besar bagi yang merasakan apa isi ungkapan sebuah surat itu. Lalu wañgi dari kertas, tinta, pulpen pun bisa mempengaruhi kegembiraan seseorang. Kadang sepucuk surat yang dari jauh itu punya cerita spesial misalnya surat nya melintas negara- negara, melintas lautan atau udara. Banyak stempel atau cap-nya di amplop nya memberikan kesan sepucuk surat ini sudah melanglang buana. Terkadang perangko nya juga dikoleksi selain berharga juga merupakan kebanggaan tersendiri.
Jika kita pethatikan, Wanita itu suka menyimpan surat- surat mantan, sahabat, orang tua. Terutama sepucuk surat cinta masa lalu itu lebih berharga daripada surat jaman sekarang yang diketik pakai komputer atau melalui pesan singkat teks. Bayangkan jika seorang Wanita itu setelah puluhan tahun menyimpannya dan Pria itu jadi suaminya sekarang yang mana Pria itulah pertama kali mengirimkan surat cinta kepadanya. Ketika hubungan rumah tangga sudah meredup, tidak ada salahnya membuka kenangan dengan cara membacakannya bersama-sama sambil minum teh. Secara kejiwaan nilai dari surat lama itu akan menambah keharmonisan yang tiada ada batasnya.

Seperti nenek saya ini ketika saya serahkan suratnya, dia kelihatan sangat senang terlihat dari raut wajahnya. Ketika beliau membukanya, ada terdengar suara kenangan yang indah didengar yaitu saat amplop nya di sobek ujung-nya lalu ditarik isinya dan dibaca secara pelan. Sejenak dahinya berkerut lalu tersenyum dan kadang mengusap dada tanda lega atau tidak kuatir.

Generasi tua seperti nenek saya ini masih menggunakan jasa pos dalam surat menyurat nya. Namun ada beberapa orang yang masih gemar menulis surat menggunakan tangan dan mengirimnya melalui Kantor Pos. Tahun 1990 an jika kita melancong ke luar negeri pasti membeli pos card dan sangat pedangannya selalu laris oleh turis yang membeli pos card, perangko, cindera mata. Tetapi zaman  sudah berubah dan serba canggih, cukup bidik lokasinya menggunakan smartphone lalu dalam hitungan detik gambar atau cerita kita sudah sampai ke orang yang dirumah.
Tetapi bukan itu seni daripada sistem konvensional ini. Kepuasan dan keindahan mengirim surat pakai pos itu tidak ternilai harganya.

Mari kita coba melakukannya lagi dan coba rasakan apakah benar demikian?






*buat Dsr

No comments:

Post a Comment