Monday, June 8, 2015

Bahasa sederhana

Kesibukan dan tekanan pekerjaan kian menjadi terutama akhir pekan. Lalu lalang karyawan semakin membuat suasana resah sebab pekerjaan kami itu memerlukan suasana yang tenang. Jam tujuh pagi sudah waktunya karyawan bagian siang masuk bekerja. Waktu rasanya berjalan lambat, jam menunjukan pukul 9 pagi dimana sejak malam kemarin kita masuk kerja dan masih tersisa 3 jam lagi. Hari ini semua pekerjaan finansial harus selesai dan tutup buku istilahnya. Untuk mengambil secangkir kopi pun di pagi sibuk saja tidak sempat, beginilah ksmi bekerja di perusahaan pelayanan berbiaya mahal. Agar suasana nyaman maka seperti biasanya kami memutar musik dan memang kebetulan lokasi tempat kerja kami di kantor belakang jadi tidak mengganggu kelangsungan pelayanan di kantor depan dan sekitarnya.  Kami bekerja di sebuah perusahaan luar negeri, berlokasi di luar negeri dan mempunyai karyawan berbagai macam suku bangsa. Mendengarkan musik dari negara sendiri ada kebanggaan tersendiri, memang kami rindu tanah air, rindu keluarga, rindu sahabat dan masakan lokal. Rasanya bosan mendengarkan musik dan lagu bahasa setempat dan setiap saat pun saya harus berbicara bahasa setempat. Namun di negara saya tinggal ini tidak sulit menemukan restoran yang memasak masakan daerah saya atau makan mie instan dan beli sebotol sambal pedas.

Dari balik pintu masuk ruang kerja muncul lah seorang Wanita memasuki kantor belakang dengan senyum manisnya. Sambil berjalan dikibas-kibasnya rambut indah itu bagaikan seorang model yang berjalan di atas panggung dan saya sudah tahu bahwa dia akan menemui saya untuk minta laporan pekerjaan. Memang setiap akhir pekan semua Manajer setiap outlet departemen datang meminta laporan-laporan keuangan mereka. Namun Manajer Wanita yang satu ini berbeda, selain sudah akrab dengan saya, dia pun cantik, paling ramah dan baik hati. Dia berasal dari Itali dan dia adalah seorang Manajer perusahaan penjual lukisan dan benda antik. Dia pernah bilang suka makan nasi goreng dan rendang lalu saya pernah bilang ke dia bahwa saya sangat suka makanan pasta, jadi kami ini semacam pertukaran budaya dan bangsa atau pertukaran makanan. Pagi ini dia langsung duduk di pinggir meja saya dan sejenak terdiam tidak seperti biasanya demikian. Sepertinya kali ini dia menyukai lagu yang sedang saya putar. Terlihat dari raut wajahya tampak begitu menghayati setiap alunan dan kata-kata dari lagu tersebut. Saya pikir dia cuma menikmati alunan musiknya yang memang melow, saya berpikir bahwa dia mana mungkin mengerti arti lirik lagu tersebut. Kemudian dia tiba-tiba mengucapkan,

"Sepertinya si penyanyi Wanita ini begitu mencintai si Pria dan ingin meyakinkan si Pria akan cintanya, sungguh romantis".

Saya pun terkesima dengan ucapannya,

"Benar sekali, apa pernah mendengar lagu ini sebelumnya?".

Dia pun tersenyum sambil menatap penuh makna dan sambil berkata,

"Tidak juga, hanya ada kata ~cinta~ yang saya dengar dan mengerti tetapi saya bisa merasakan emosi dan apa yang si penyanyi ingin sampaikan, saya bisa menterjemahkannya dengan perasaan saya sebagai seorang Wanita dan pencinta musik".

Dari suasana kerja yang tegang dan pada jam ini saya sudah merasa letih otak ini, namun serasa ada angin sejuk datang pagi itu sejak dia datang dengan obrolan yang lain dari biasanya.
Mungkin dia sedang jatuh cinta dengan seseorang atau pernah demikian mengalami hal-hal seperti di dalam lagu tersebut. Yang pasti saya berkesimpulan bahwa musik mempunyai bahasa universal dimana sanggup menyampaikan dan menterjemahkan hasrat dari sebuah pengertian yang terdalam Manusia yang datang pada musik dan lirik itu sendiri walaupun bahasanya tidak dimengerti. Apapun jenis musik dan lagunya, jika memang itu kena ditelinga maka semuanya akan baik-baik saja.
Dan saat itu juga dia minta lagu tersebut di unduh. Saya cukup senang dan bangga bahwa lagu hasil karya bangsa saya tersebut bisa diterima oleh seorang Wanita dari Itali.
Inilah lagunya.

https://youtu.be/LpMppPtEuxM

No comments:

Post a Comment