Wednesday, April 15, 2015

Ketika seorang anak kecil melihat Dunia

Menurut penglihatan seorang anak kecil bahwa Dunia itu sekarang sudah tua dan lelah.
Dunia berbicara dalam mimpi seorang anak kecil bahwa sudah tidak ada lagi keseimbangan antara Manusia, hewan dan tumbuhannya.
Salah satunya apa yang anak anak ketahui ketika belajar di sekolah adalah gurunya menyuruh membawa pot kecil dengan pohon kecil untuk ditanam di halaman sekolah nya agar hijau. Tetapi kenapa orang dewasa tidak melakukan hal itu? 
Kadang sebagai anak kecil bingung dengan mereka yang sudah dewasa artinya mereka berpikir lebih maju yang sebagian ternyata tidak mau berbuat sesuatu agar bisa melindungi semua umat Manusia dan lingkungannya.
Di kampungku banyak hewan yang datang dan berlindung, hewan- hewan ini ketakutan, mereka bilang kepadaku banyak yang memburu, mengusir nya dan membuangku tanpa rasa belas kasihan. 
Kadang aku sebagai anak kecil prihatin dengan cara orang dewasa memperlakukan hewan di hutan kenapa harus dengan cara kejam padahal mereka para hewan tidak membenci Manusia. Hewan- hewan itu tidak bisa menggunakan senapan tetapi kenapa orang dewasa harus mengusir mereka dengan peluru?
Mereka habitat-nya di hutan dan kalau mau di pindahkan kenapa tidak di bawa ke kebun binatang atau rumah penangkaran? Mereka punya banyak uang tetapi tidak untuk urusan hewan liar yang bahkan tidak memerlukan uang banyak untuk diperlakukan sesuai prosedur.
Tempat tinggalku sering kebanjiran karena lokasinya dibawah bukit dan ketika saya main kesana sudah tidak ada lagi pepohonan seperti dulu. Keluarga saya sering mengungsi dan sekolah kami hancur oleh banjir besar. Kami kehilangan tempat tinggal, baju dan mata pencaharian berupa kebun.
Rasanya sedih sekali melihat tanah kelahiran hancur karena ulah orang- orang dewasa itu. Tidakah mereka perduli bahwa ada Manusia yang tinggal disitu? Ada hewan yang mempunyai keluarga juga seperti kami. 
Saya pernah diajak Ibu ke kota dan ternyata sehabis pulang dari kota saya harus berobat ke klinik pengobatan dikarenakan nafas saya jadi sesak sudah terkontaminasi polusi udara. 
Temanku bilang ditempatnya sudah sulit cari ikan, karena terumbu karangnya di hancurkan sama orang dewasa itu. Ikan- ikan pergi menjauh. 
Kasihan juga aku melihat orang dewasa seperti ini ketika bencana alam menghancurkan tempat tinggal mereka. Kenapa mereka tidak sadar bahwa semua ini karena ulah mereka sendiri. 
Beginilah aku melihat Dunia saat ini. Hanya beberapa bagian yang masih nyaman untuk ditempati.
Aku merindukan bisa bermain lagi dengan teman sekampung ku.
Terkadang aku merasa sedih kepada saudara ku di seberang sana yang harus berjuang antara hidup dan mati.
Kenapa orang dewasa itu saling menyakiti?
Tahukah bahwa mereka tidak punya orang tua lagi, kehilangan rumahnya dan tidak bisa belajar lagi.
Mereka sangat ketakutan, mereka dilahirkan bukan untuk menjadi musuh orang dewasa, tetapi mereka hanyalah seorang anak kecil yang ingin bisa bermain kotak umpat, makan es krim belajar di sekolah dan tidur nyenyak di malam hari.

Wanita itu sahabatku, kasihan dia kehilangan orang tuanya. Aku hanya bisa meratapnya jika suatu saat terjadi padaku betapa sedihnya bisa kurasakan sekali.
Akankah ada hari esok buat kami?
Mereka temanku juga, rumahnya baru saja terkena bencana. Beruntung mereka bisa diselamatkan. 
Jika orang dewasa selalu membuat kerusakan di Bumi ini, Tuhan akan kecewa dan menegur kalian. 
Ketika bencana tiba, orang dewasa minta tolong kepada Tuhan. Yang selalu aku tidak mengerti adalah kenapa orang dewasa itu selalu mengulang ngulang kesalahannya?
Aku cuma ingin bisa tidur nyenyak, di pagi hari masih ada suara kicauan burung, di malam hari terdengar suara nyanyian kumbang dan aku bisa pergi ke sekolah tanpa rasa kuatir meninggalkan kedua orang ku.
Maukah orang dewasa belajar dari kami anak kecil? Bahwa mimpi kami itu sederhana namun indah.
Maukah kalian menyisakan lahan yang hijau agar kami masih bisa bermain dan bisa bernafas tanpa sesak?, bisakah kalian menyisakan hewan yang sudah langka agar kami masih bisa melihat dan menyentuhnya?
Maukah kalian membawa satu batang pohon untuk ditanam kembali seperti kami menanamnya di sekolah?
Maukah orang dewasa menjadikan kami generasi penerus kalian dan menyisakan Dunia ini lebih baik lagi? 
Maukah kalian melewati masa tua kalian masih melihat kami meneruskan apa yang ingin kalian wujudkan?

 

No comments:

Post a Comment