Thursday, April 16, 2015

Ketika dia bukanlah dia

Ternyata saya baru menyadari bahwa betapa sulitnya menyimpan sesuatu yang sangat berharga dan tak ternilai dengan apapun yaitu menyimpan hati ini. Walaupun kekasih saya itu ternyata kembar identik yang jadi sahabat dekat saya bernama Wanda dan adiknya bernama Winda. Usia mereka sama karena identik yang lahirnya bersamaan.


Pada suatu hari hidupku ini berubah begitu cepat, saya dan Wanda sudah bersahabat lebih dari 7 tahun dan dalam perjalanan selama itu akhirnya kami menyatakan untuk mengikatnya lebih mendalam. Mungkin beginilah kami yang saling berjanji untuk setia dan saling menghargai satu sama lain. Ritme hidup kami begitu nyaman dilalui, terkadang semua orang iri melihat kecocokan dan kebahagiaan kami, karena kami berdua saling mencintai dan cinta kami sederhana saja. Awalnya karena sesuatu pertemuan  yang tidak disengaja, memang desain cinta itu tidak direncanakan dan selalu tidak kenal waktu dan tempat. Semuanya mengalir bagai air sungai dan akhirnya kami mendapatkan titik temu yang paling indah. Ksmi bertemu saat saya mau makan malam, dia lewat habis pulang kuliah. Mungkin karena setiap hari rutin maka sering bertemu tanpa rencana apapun. Dari awalnya kami tertunduk saat berjalan, lalu saling pandang, lalu keluar senyum yang sedikit sampai sepatunya kesandung batu. 

"Hei, kamu ga apa-apa?", sapaku.

Aku masih ingat mimik mukanya mengatakan malu, sakit saat itu tapi masih bisa tersenyum dan saya tahu dia akan merespon pembicaraan selanjutnya.

"Ga apa- apa kok, rasanya kita jadi sering ketemu yah?".

Begitulah awal perjumpaan dan pembicaraan kami.


Ternyata keindahan dan kekuatan cinta kami tidak bertahan selamanya. Begitulah di Dunia ini berlaku. Wanda ternyata harus cuci darah setiap minggu. Rasanya tidak adil dimana Tuhan memberikan kepada kami cinta yang tulus lalu Tuhan memberikan cobaan untuknya. Apakah ini semacam tes buat diriku? Sampai dimanakah aku bisa mendampinginya dan sejauh mana aku mencintainya atau ssmpsi dimana kesabaranku?
Dan saya pun rela untuk hidup Wanda, apapun akan aku lakukan demi hidup Wanda. Dokter mengatakan bahwa saya mempunyai kecocokan tipe darah, ginjalnya pun sehat. Saya sedikitpun tidak gentar mendengar itu dan malah ingin segera melakukan pemindahan ginjal ini untuk Wanda.

Pagi ini cuaca begitu cerah, terlihat senyum keluar dari bibir Wanda. Rumah adalah tempat ternyaman buat nya. Dan malamnya kami semua berkumpul untuk merayakan kembalinya Wanda. Kami berdoa untuk kebahagiaan keluarga Wanda. Begitu hangat malam indah itu dan setiap momen adalah suatu kebahagiaan yang tidak tergantikan.

Tiga tahun semua harapan dan impian itu hilang. Ternyata begitulah Tuhan memberikan suatu kesenangan dan kebahagiaan untuk kami yang hanya bisa bertahan sesaat saja. Aku kehilangan Wanda untuk selamanya. Hidupku begitu sangat tertekan namun aku masih bersyukur bahwa Wanda masih bisa memberikan hidupnya bersamaku walau singkat setelah operasi ginjMu  saat itu.

Yang menjadikanku semakin tersiksa adalah adiknya yang kembar selalu mengingatkanku pada Wanda. Semua orang mengatakan kenapa tidak aku nikahi saja Winda. Ternyata dia sangat memahami aku dengan keadaan ini. Dari karakter sedikit berbeda dan saya selalu menghindar darinya. Saya bingung dengan keadaan ini dan saya mengerti apa yang ingin Winda sampaikan bahwa dia bisa menggantikan Wanda.
Saya tahu bahwa walaupun kami berbicara akrab dan dia berusaha membuka hatinya, sudah semua cara dia lakukan agar aku bisa menerima Winda bukan sebagai Wanda ternyata tidak bisa hati ini langsung mengatakan bahwa aku bisa jatuh cinta juga kepada orang yang hampir sama tetapi dia itu bukan dia. Itulah kekuatan cinta yang ikhlas dan seutuhnyà yang sulit dilepaskan. Betapa berat melewati hari- hari tañpa Wanda. 

Hingga suatu hari saya mengatakan;

"Winda, mungkin aku akan mulai membuka hati ini buatmu suatu saat. Walaupun prosesnya akan begitu lambat".

Kenapa dalam hidup ini ada pertentangan dan pilihan? Terkadang untuk menggali dan memahaminya membutuhkan waktu dan pikiran dan hal itu sulit diterima. Saya pun berpikir bahwa mungkin ada kesempatan yang terbaik untuk di selesaikan dan jawabannya mungkin ada di diri Winda.


Hidup harus terus berjalan. Pada hari ini aku dan Winda menetapkan dan mengucapkan janji. Kebahagiaan buat kami semua tampak tersirat. Winda secantik kakak nya. Aku selalu berusaha untuk tidak kembali kepada cerita lalu. Yang sebenarnya ada dalam benak ini adalah Wanda berada disisiku saat ini dan aku tahu dia sangat bahagia ketika aku kecup bibirnya dan aku merasakan Wanda hadir bersamaku.

Hari inilah aku akhirnya bisa lepas dari Wanda dan berusaha untuk sepenuhnya mencintai adiknya Winda. Wanda sudah tenang di alam sana dan kini aku harus melindungi dan menyayanyi Winda seperti aku demikian terhadap Wanda. Masih ada sedikit cinta ku simpan buat Wanda dan maafkan lah aku sebab aku harus bersama adikmu hingga ajal memisahkan suatu saat.



Teruntuk
Mu yang bukan kamu






No comments:

Post a Comment