Sunday, March 22, 2015

Kita akan segera berjumpa - Cerita pendek

Aku hanya ingin bercerita tentang kamu, ketika kita dulu masih bisa bertemu. Mungkinkah ada kesempatan buat kita bertemu kembali? Bukan suatu hal yang tidak mungkin kan?
Ketika keadaanku terombang ambing dihempas badai hingga hancur, cuma namamu yang ku ingat bahkan kusebut namamu. 
Ketika aku jauh mencari kehidupan aku masih mengingatmu.
Dan sampai detik inipun aku masih mengingatmu...

Kamu juga kan sudah tahu bahwa,
Aku selalu terbiasa memanggil sebutan namamu itu.
Aku sudah tahu jika kamu bertemu lagi dengan ku, kita sudah tidak merasa asing dengan apapun yang akan terjadi.
Aku sudah sangat terbiasa melihat manja suaramu dan senyum yang tidak pernah aku lupa. Kamu punya ciri tersendiri buatku. Dari dulu setiap bertemu selalu sama tidak ada yang berubah.
Aku tahu kata apa yang akan keluar dari bibirmu. Kamu akan bilang,
"Hei......." Iya kan? Itu ciri khas kamu.
Begitu indah ucapan itu ditelingaku. Tidak ada yang bisà  mengucapkan itu selain kamu dan tidak ada yang pernah demikian kepadaku.
Dan kamu pun sudah terbiasa memanggil namaku dan masih dengan suara manjamu itu. Hanya kamu yang sanggup mengucapkannya dengan caramu itu.

Dimanakah kamu kini berada?.......
aku tidak tahu. Mungkin di tempatmu dulu atau sudah pindah ke kota lain.
Kalau aku lihat di salah satu media sosial, photo kamu seperti mengatakan bahwa kamu sedang memperhatikan sesuatu. Pandanganmu itu penuh harapan dan harapan itu walau tersamar raut yang letih, namun berlimpah kenangan manis. Kamu hanya perlu cinta yang sebenarnya kamu rasakan yang kamu cari. Kita akan semakin tua dan berharap bersama dengan seseorang yang seharusnya ada disamping kita. Kamu tidak usah bertanya kepadaku begitu pun sebaliknya.

Janjimu itu memang sudah kau tepati......
Berapa belas tahun sudah kita tidak pernah bertemu.
Kamu begitu konsisten sesuai bintangmu.
Dan semenjak waktu itu, kamu benar- benar hilang bagai ditelan Bumi.

Aku sudah tahu bagaimana memperlakukanmu, menyambutmu dan begitu juga dirimu kepadaku. Tidak pernah aku terbebani oleh dirimu. Aku tahu kamu kadang tidak jujur tetapi kamu tahu kapan harus seperti itu.
Aku tahu saat itu keadaanku tidak tepat untuk bisa bertahan. Pengertian inilah yang saling mengisi diantara kita.
Aku tahu ketika air matamu jatuh deras disampingku saat itu. Maafkan aku, bagi kita setiap pertemuan selalu selesai sampai disitu. Karena kita tahu penyebabnya. Ketika kamu memungkin kan melangkah, aku tidak siap. Ketika aku siap kamu tidak mungkin meneruskannya hingga kamu putuskan hal itu setelah semua diputuskan bersama.
Kamu mengerti kan ketika sangat awal itu aku pernah kecewa?
Kamu mengerti kan ketika aku akan melangkah kamu merasakan kecewa?

Aku sudah berusaha mencari tahu dimana dan bagaimana keadaanmu, namun belum ada peluang saat ini. Kamu pun suka mengatakan bahwa aku harus terus mencarimu. Dan ternyata aku sanggup kan? Hanya karena yakin dan usaha yang gigih semua itu tercapai.
Untuk saat ini aku belum bisa menuntaskannya. Aku masih merangkak dan berusaha berdiri tegak kembali dari puing puing ini. Aku hanya membutuhkan dirimu untuk bisa melepaskan semua ini. 

Masih ingat dong waktu kita bertemu di kota yang dingin dan sejuk. Kamu selalu hadir di pagi yang indah. Seorang Wanita yang pertama menyapaku dipagi hari.
Kamu mengunjungiku dengan mengenakan Baju warna merah, begitu indah dan elegan. Kamu memang tahu apa yang aku suka dan tahu cara berpakaian yang cocok sesuai kepribadianmu.

Menghabiskan hari bersamamu sepertinya kurang saja dan tidak pernah cukup. Walau pun saat itu tidaklah mudah. Kamu tahu kan maksudku.
Tetapi itulah perjalanan kita yang hanya sampai disitu saja. Aku bisa terus berjalan namun kamu terhalang oleh tembok yang yang tinggi. Terkadang aku begitu pasrah dengan keadaan kita. Ingin rasanya menghancurkan tembok itu dan menarikmu untuk hidup bersamaku.

Jika kita mundur lagi ke waktu lalu mungkin lebih indah akhir ceritanya dimana kita selalu saja ada kesempatan untuk bertemu tanpa di sengaja dan tanpa direncanakan. Seandainya saat itu aku memutuskan bersamamu mungkin ceritanya berbeda dan kita tidak akan tahu.

Sampai sekarang pun aku selalu membuka sesuatu benda dan selalu kupandang wajahmu itu. Entahlah....kamu memang seseorang yang paling sulit aku lupakan. Bagai sebuah batang pohon yang diukir sebuah nama antara kamu dan aku abadi terbaca. Aku tidak pernah akan membencimu, melupakanmu. Walau dimasa lalu kita pernah merasakan sebuah kekecewaan. Tetapi mau dibilang apà. Sekali lagi bahwa keadaan memang tidak berada dipihak kita pada saat itu. Namun waktu masih bisa dan memungkinkan untuk bisa bertemu. 


Dan itulah cerita buatmu. 

Seiring waktu berjalan, kemudian semuanya itu menjauh pergi perlahan dan hingga hilang ditelan oleh waktu.

Aku selalu yakin.....
Kamu...

Ketika kamu mengeluarkan air mata, dan saat itu pun (aku merasakan kesedihan itu) masih ingat kan ketika Kita berdua di dalam mobil itu dan aku sedang bimbang dan bingung harus berada diantara dirimu atau menjauh. Kamu kan tahu kenapa. Tetapi kenapa aku tidak berusaha mempertahankanmu saat itu. Jika aku diberi waktu untuk bisa mengulang momen itu, 

Tetapi sekarang ini aku merasakan suatu kedekatan bahwa kamu tidak jauh dariku. Aku yakin kamu juga selalu mencari tahu dimana dan bagaimana aku.

Mungkin sudah sedekat hidungku dan semoga secepatnya bertemu. 

No comments:

Post a Comment