•Membangun sebuah mimpi
Bagaimana rasanya kembali ke kota kelahiran setelah puluhan tahun ditinggalkan? Menarik memang, keadaan yang sanggup membuat kita seolah kembali ke masa lalu dalam sekejap mata. Tidak hanya saja orang-orang yang kita cintai sudah tiada namun sebuah tempat yang sudah termakan waktu menjadikan semacam siluete dalam pikiran kita. Pernahkah kita seolah melihat dan mendengar masa lalu begitu nyata? Seakan kita berada di dalamnya. Terkadang kenangan yang kuat bisa membawa kita kedalam waktu yang hilang itu, kita bisa merasakan aroma wewangian di masa lalu.
•Perjalanan ini
Setelah menempuh perjalanan selama 6 jam dengan pesawat terbang, saya memutuskan melanjutkan nya dengan naik kereta api. Bagi saya naik kereta api itu punya nilai sejarah tersendiri. Teringat masa kecil saya dan Ibu saya selalu berpergian jauh menggunakan kereta api. Dulu saya menyukai kereta api karena makanannya enak dan tidak membuat saya pusing dan mabuk. Di kereta api saya bisa lari kesana kemari dan tidur dengan selimut hangat.
Begitu tiba di kota ini dimana saya menghabiskan waktu masa kecil dan muda, langkah ini sangat berat penuh kenangan saat turun dari kereta api. Saya bisa merasakan semilir angin segar yang membawa saya langsung kepada suatu tempat. Saya tahu bahwa tidak ada seseorang yang akan saya temui disana. Kedua orang tua saya sudah lama pergi selamanya. Biarpun demikian saya masih punya cerita di sudut-sudut jalan, di sebuah rumah yang dulu pernah saya tinggali walau keadaan dan orangnya sudah berbeda. Sejenak saya menarik nafas menikmati suasana tenang dan nyaman. Saya memutuskan untuk berjalan kaki menelusuri setiap jalan kenangan itu. Lelah pun tidak saya rasakan, kegembiraan dan emosi ini sudah cukup menutupi pikiran saya. Kota ini tidak besar dan masih banyak bangunan tua nya, penduduknya masih saling menyapa dengan senyum mereka yang tulus. Disinilah keindahan sebuah kota kecil yang hanya bisa kita rasakan dibandingkan dengan kota-kota besar. Kemudian saya mencari penginapan sederhana di jantung kota.
•Melintas waktu
Jam menunjukan pukul 5 pagi dan setelah selesai mandi saya bergegas keluar untuk menikmati suasana pagi yang masih berembun itu. Udara di luar masih dingin, jalanan masih sepi hanya beberapa orang yang terlihat sepertinya mau ke pasar. Tidak terasa saya sampai di sebuah pasar setempat dan sungguh hal yang membahagiakan melihat mereka berlalu lalang membawa sayur mayur, ayam potong dan kehidupan yang sibuk itu menambah keindahà n pagi. Di salah satu sudut jalan saya ingin mencoba makanan kecil yang dijual. Saya ingat dulu sering membeli makanan itu ditempat ini. Ternyata penjual makanan ini seorang Wanita masih muda namun saya masih ingat bahwa tepatnya disini.
"Dulu saya sering kemari dan langganan-nya Ibu, apa beliau masih jualan?
Si Wanita ini tersenyum dan mengatakan:
"Beliau adalah Ibu saya, namun sudah meninggal 7 tahun silam".
Sungguh hebat mereka yang masih bisa bertahan dan meneruskan makanan paling enak itu. Ternyata begitu banyak hal-hal yang sudah berlalu dimakan waktu. Saya teruskan perjalanan pagi itu untuk melihat rumah bekas kami tinggal. Setiap jalan pun saya teringat akan masa lalu bahkan ketika saya kehilangan uang yang jatuh diantara selokan itu. Sampailah saya di depan rumah dan segalanya sudah berubah. Bagunan bekas rumah itu sudah tidak ada dan kini bangunan itu berubah menjadi sebuah klinik kesehatan. Hilang sudah gambaran akan rumah itu tetapi tidak dengan kenangannya.
•Sesuatu yang berharga
Salah satu daftar yang saya tulis adalah ingin bertemu dengan seorang Pria yang dahulu membeli kendaraan pertama saya. Dia katakan akan merawatnya sampai rusak dan tidak akan dijual. Rasa penasaran dengan cerita itu dan kendaraan itu punya cerita yang panjang. Pertama mendapat pekerjaan lalu setelah terkumpul cukup uangnya saya beli kendaraan bekas itu. Sudah membawa saya dalam suka dan duka, bahkan saya bertemu dengan istri saya karena kebetulan mogok di depan rumahnya. Ketika anak-anak kami ada, kendaraan ini mengantar mereka ke sekolah. Ketika orang tua saya sakit kendaraan inilah yang mengantar beliau ke dokter. Ketika saya tidak punya uang karena keluar bekerja, kendaraan inilah saksinya. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk berwira usaha, kendaraan ini menjadi kendaraan operasional.
Ternyata janji si pembeli kendaraan itu benar, saya masih melihatnya tersimpan di garasi. Begitu masuk saya disambut seorang anak laki-laki, kemudian saya kenalkan diri dan ingin berjumpa dengan Bapaknya. Tidak lama keluar seorang Wanita dengan ramah dia mempersilakan saya untuk masuk. Rupanya istri nya masih ingat saya. Setelah beberapa menit berbicara, Wanita ini berkata:
"Bapak sudah tidak ada 2 tahun kebelakang, Beliau sakit keras, tetapi Beliau pesan tolong kendaraannya jangan dijual".
Saya ikut sedih dengan cerita Ibu ini mengenai suaminya yang umurnya padahal dibawah saya beberapa tahun. Begitulah maut yang tidak bisa kita ketahui kapan datangnya. Cuma pesan itu yang membuat saya kagum. Betapa teguh janji itu hingga ajal tiba pun masih sempat dia sampaikan kepada istrinya. Saya tidak bisa berkata apa-apa selain berusaha untuk membantu Ibu dengan dua anak ini. Saya katakan bagaimana jika mobil itu saya beli. Saya tahu mungkin pesan untuk tidak dijual itu buat orang lain dan siapa yang menyangka jika saya berpikir sejauh ini untuk bertemu dengan suaminya. Saya pikir tidak ada hal yang kebetulan dan setiap kejadian pasti ada alasannya. Istrinya sempat berlinang air mata ketika saya katakan untuk membeli mobil itu dan dia tampak ikhlas. Sebuah kendaraan tua mungkin bisa sangat berharga, namun yang satu ini bagaikan sebuah buku tua langka yang isinya ilmu pengetahuan yang bisa membuka pikiran Manusia untuk kebaikan. Memiliki sesuatu yang kita sayangi kemudian melepaskannya adalah hal yang berat namun setelah itu akan ada jalan lain yang terbaik. Dan jika kita sanggup memilikinya kembali, seribu satu kemungkinan terjadi dan itu tidak bisa dinilai dengan apapun.
•Tempat terindah
Saya merasakan haus siang ini, mengelilingi kota dengan mobil kenangan merupakan kilas balik yang luar biasa nyata. Akhirnya saya memutuskan berhenti di sebuah restoran kecil. Kenangan itu langsung merasuk ke dalam pikiran saya. Bahkan saya seolah sedang melihat sepasang kekasih berduaan di salah satu ruang itu. Walaupun ramai pengunjung bagi saya seolah sedang sendiri menikmati kenangan terindah itu. Saya masih ingat yang punya restoran ini dan dulu sangat dekat dengan kami berdua. Bagaimana tidak, setiap istirahat sekolah kami selalu hadir di restoran itu sehingga terkenal dengan sebutan yang lucu. Pacar saya berbeda sekolah dan itu cukup adil sebab masing-masing tidak akan tahu kelakuan kami disekolah. Yang paling menakutkan jika punya pacar satu kelas.
Terkadang memang menggelikan jika kembali mengingat masa itu, rambut yang aneh menurut zamannya, celana yang seperti perancang busana yang gagal. Jika saya melihat mereka yang pacaran saat ini jadi aneh dan lucu. Ysng punya restoran sepertinya sudah lupa dengan wajah saya yang sudah termakan waktu. Begitu juga wajah nya yang kian menua menjadikan dia berbeda. Saya akhirnya menyapa dia dan sampai dia terkejut bagaimana saya masih ingat dan kembali ke restoran itu. Cerita dan kedatangan saya membuat nya terbawa kepada masa lalunya juga. Betapa bahagia orang-orang yang kita temui lagi, betapa mereka seakan dihargai dan dihormati dengan bertemu mereka kembali. Sampai akhirnya saya berphoto bersama sambil mengenang cerita masa lalu yang tiada habis-habisnya. Sesaat saya juga berpikir dimana dia berada sekarang.
•Bangku sekolah
Saya masih ingat ketika guru pelajaran kimia kecewa karena saya ceritanya pamit ke kamar mandi dan kembali setelah satu jam dengan baju seragam yang kotor. Setiap masalah di sekolah justru membuat kesenangan buat saya. Pelajaran kimia tidak saya sukai oleh sebab itu selalu cari-cari alasan. Kebebasan dan keindahan saat sekolah itulah membawa saya untuk kembali mengunjungi sekolah itu. Begitu masuk suasana berubah karena saat itu para pelajar sedang di dalam kelas. Saya mencoba masuk dan berbicara dengan seseorang hingga mereka katakan bahwa nama-nama pengajar itu ada yang sudah meninggal dan ada yang sudah pensiun lalu ada juga yang pindah kerjanya. Saya tidak kecewa karena yang menjadi kenangan saya adalah ruang kelasnya. Saya sempat melihat ke jendela kelas dan merasakan suasana saat itu seperti apa. Seragam itu, papan tulis, meja dan kursi dimana saya selalu duduk bersama teman saya yang pintar tetapi dungu. Dimana saya sempat pacaran sama teman Wanita karena bukunya selalu tersedia buat dipinjam dan orangnya cantik. Dimana saya bertemu pacar di tangga sekolah sambil membawa makanan untuk nya. Dimana saya pertama saling memandang dengan pacar saya hingga dia jatuh karena melamun. Sahabat dan pacar adalah perpaduan yang sanggup membuat susah dan senang. Semua ada di sini dan itu keindahan yang patut di kenang dan setiap orang pasti punya itu.
•Belajar dari mereka dan masa lalu
Seharian ini saya cukup lelah dan langsung kembali ke penginapan. Betapa banyak cerita dan orang-orang yang saya temui dan itu sesuatu yang luar biasa membawa saya kepada mesin waktu. Rasanya perjalanan menuju kota ini harus diakhiri, tiga hari sudah membuat saya bersyukur dan mendapatkan arti dari kehidupan masa lalu yang hanya sekali terjadi. Dan saya kembali kepada kehidupan dan rutinitas semula. Sebelum saya berangkat, saya menyempatkan berkunjung ke rumah saudara untuk melihat keadaan mereka sekaligus menitipkan mobil tua ini. Saya berencana untuk mengirim nya dengan menggunakan ekspedisi kapal laut.
•Kembali ke rumah
Setibanya saya di Bandara saya disambut istri saya dan anak-anak yang dulu istri ssya ini adalah pacar saya waktu sekolah dan sempat putus nyambung lalu menghilang lalu akhirnya bertemu hingga saat ini. Terkadang untuk mendapatkan yang terbaik itu tidak mudah. Ketika kita berjuang keras maka hasilnya akan bertahan lama tidak lekang oleh waktu.
"Bagaimana perjalanan bisnis- nya sayang?". Sapa istri saya. Saya pun hanya tersenyum sambil memeluk dia dan anak-anak.
No comments:
Post a Comment