Asal merk Mitsubishi pertama didirikan pada tahun 1870. Ketika pendiri Yatako Iwasaki memulai sebuah perusahaan pengiriman barang dengan tiga kapal uap tuanya. Yataro kakak, anak dan keponakan memperluas bisnis-nya ke berbagai bidang. Kemudian Yatako Iwasaki menjadi Presiden pertama perusahaan ini dan menetapkan dasar dari perusahaan Mitsubishi. Setelah WW II organisasi Mitsubishi ini dibubarkan menjadi sebuah perusahaan yang independen seperti sekarang.
Sejarah "Mitsubishi" sejajar cerita Jepang modern. Pendiri, Yataro
Iwasaki berasal dari prefektur Kochi di Pulau Shikoku, yang merupakan daerah
dari klan Tosa yang kuat. Ia bekerja untuk klan dan membedakan dirinya dalam
mengelola operasi perdagangannya di Osaka. Pada tahun 1870, ia mendirikan
perusahaan pelayaran sendiri, Tsukumo Shokai, dengan tiga kapal uap disewa dari
klan. Ini adalah awal dari Mitsubishi berdiri.
Perusahaan tumbuh pesat saat menjalani sejumlah perubahan nama termasuk Mitsukawa Shokai, Mitsubishi Shokai, Mitsubishi Jokisen Kaisha (Mitsubishi Steamship Company), Yubin Kisen Kaisha Mitsubishi (Mitsubishi Mail Steamship Company).
Mitsubishi Mail sebuah Perusahaan kapal uap pertamakali meresmikan layanan usahanya ke Cina dan menjadi perusahaan Jepang pertama yang membuka rute luar negeri. Namun angin politik bergeser melawan Mitsubishi di tahun 1880-an awal, dan pemerintah mensponsori pembentukan pesaing. Kompetisi ini hampir membuat bangkrut kedua perusahaan tersebut.
Yataro meninggal karena kanker pada 1885 dan adiknya Yanosuke menggantikannya sebagai presiden Mitsubishi. Perseteruan antara Mitsubishi dan pesaing berakhir dengan merger pemerintah pada pertengahan tahun yang sama, menciptakan Perusahaan Nippon Yusen - Line NYK hingga saat ini.
Sementara itu persaingan mereka meningkat di usaha ini, kemudian Mitsubishi beralih haluan ke usaha di darat. Perusahaan ini membeli sebuah tambang tembaga Yoshioka di Okayama dan Takashima tambang batubara di Nagasaki. Perusahaan Ini disewakan dan kemudian membeli sebuah galangan Kapal di Nagasaki dari pemerintah pada tahun 1884 dan kemudian direkayasa pertama kali oleh Jepang dan untuk memproduksi sendiri dan membuat kapal uap di sana.
Pada tahun 1885, Kakaknya Yanosuke Iwasaki, Yataro, sebagai kepala organisasi Mitsubishi.
Setelah kemerdekaan NYK, Mitsubishi terus tumbuh dan diversifikasi di bawah kepemimpinan otokratis Yanosuke. Dia kemudian membeli tambang lebih banyak untuk menyediakan sumber daya untuk Perusahaan Mitsubishi dan sejalan dengan industri Jepang tumbuh kuat.
Dia juga memasukkan organisasi Mitsubishi sebagai perusahaan modern. Yanosuke mulai membangun kembali organisasi ini di sekitar pertambangan dan bisnis perkapalannya. Dia memperluas posisi organisasi di bidang perbankan, asuransi dan pergudangan, dengan demikian meletakkan dasar untuk pertumbuhan masa depan dan pembangunan perusahaannya.
Pada tahun 1890, ia membeli 80 hektar tanah di samping Istana Kekaisaran sekarang dikenal sebagai Marunouchi.
Anak Yataro itu, Hisaya, diresmikan sebagai presiden perusahaan pada tahun 1893. Lulusan dari The University of Pennsylvania ini merestrukturisasi Mitsubishi untuk mendukung operasi bisnis yang semakin beragam. Ia mendirikan divisi untuk perbankan, real estate, pemasaran, dan administrasi, serta untuk bisnis pertambangan dan galangan kapal.
Beberapa investasi swasta Hisaya merupakan bagian dari perusahaan saat ini Mitsubishi. Dia membeli Perusahaan Mill Paper Kobe, yang saat ini dikenal dengan Mitsubishi Paper Mills, dan ia mendukung berdirinya Kirin Brewery. Sepupunya Toshiya mendirikan Asahi Glass, produsen pertama yang sukses di Jepang sebagai perusahaan pembuat kaca piring.
Hisaya bersikeras pada ketaatan terhadap prinsip-prinsip etika perusahaan dalam urusan bisnis. Setelah pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914, ia menyerukan kepada semua karyawan Mitsubishi untuk melipatgandakan komitmen mereka terhadap integritas dan keadilan.
Filantropi adalah penekanan prinsip yang berlangsung selama Hisaya menjabat. Dia menyumbangkan dua taman Jepang yang luas ke kota Tokyo - Rikugien dan Kiyosumi-Teien, dan Bunko Toyo mendirikan perpustakaan.
Koyata Iwasaki, putra Yanosuke, mengambil alih kepresidenan dari Hisaya pada tahun 1916 pada usia 38. Seperti Hisaya, ia pernah belajar di luar negeri dan merupakan lulusan dari Universitas Cambridge. Dia memimpin organisasi Mitsubishi selama hampir 30 tahun dan memainkan peran penting dalam membentuk perkembangan industri di Jepang.
Di bawah Koyata, Mitsubishi telah dimodernisasi sebagai divisi masuk ke dalam perusahaan semiotonomi. Koyata mengarahkan Mitsubishi untuk kepemimpinan di sektor-sektor seperti mesin, peralatan listrik, dan bahan kimia. Perusahaan yang kemudian menjadi Mitsubishi Heavy Industries mobil ini dikembangkan, seperti membuat pesawat, tank, dan kendaraan bis. Disamping itu Mitsubishi Electric juga menjadi pemimpin dalam mesin listrik dan peralatan rumah tangga.
Keluarga Iwasaki melepaskan beberapa kontrol atas Mitsubishi melalui penawaran umum saham di perusahaan holding inti. Pada akhir Perang Dunia II, investor luar dibentuk yang jumlahnya hampir satu-setengah dari ekuitas.
Koyata mendorong manajer dan karyawan-nya untuk berdiri di atas xenophobia yang melanda Jepang selama tahun-tahun perang berlangsung. "Kami mempunyai banyak mitra bisnis dari Inggris dan Amerika," katanya mengingatkan setelah pecahnya permusuhan saat perang berlangsung. "Mereka adalah teman-teman kita yang telah melakukan proyek bersama-sama dengan kami dan yang telah berbagi kepentingan dengan kami. Maka kedamaian harus bisa dijaga, karena mereka kembali menjadi mitra kami."
Setelah perang, pasukan pendudukan Sekutu menuntut agar kelompok-kelompok besar Jepang industrial bubar. Lalu Mitsubishi Presiden, Koyata Iwasaki, menolak sesuai dengan tuntutan-nya tapi sayangnya Iwasaki keburu meninggal pada tahun 1945. Markas Mitsubishi dibubarkan pada tanggal 30 September 1946, dan banyak dari perusahaan Mitsubishi kemudian dipecah menjadi perusahaan yang lebih kecil.
Organisasi Mitsubishi tua berakhir pada tahun 1946. Induk Perusahaan Mitsubishi dibubarkan sementara trading house terpecah menjadi ratusan perusahaanyang independen. Sebagian besar perusahaan Mitsubishi meninggalkan nama dan lambang di bawah tekanan dari pasukan pendudukan.
Pada tahun 1952, di Kota San Francisco ada Perjanjian Perdamaian yang mengatakan bahwa Jepang diterima kembali di komunitas internasional.
Pada tahun 1954, lebih dari 100 perusahaan yang telah menjadi bagian dari trading house, Mitsubishi Corporation, bergabung untuk membangun kembali perusahaan tersebut. Demikian pula, komponen utama dari Mitsubishi Heavy Industries bersatu kembali pada tahun 1964. Perusahaan Mitsubishi yang telah meninggalkan nama itu setelah perang dunia mulai menggunakan lambang tiga berlian lagi.
Untuk memperingati ulang tahun ke seratus tahun berdirinya perusahaan Mitsubishi pertama, perusahaan Mitsubishi mendirikan Yayasan Mitsubishi pada tahun 1969. Perusahaan-perusahaan ini juga aktif secara individual dalam mendukung tujuan mulia melalui yayasan amal mereka sendiri dan dengan cara lain-nya.
Stand Mitsubishi menjadi agenda tetap dari pameran di Jepang sejak EXPO'70 yang bersejarah di Osaka pada tahun 1970. Dalam segala hal, perusahaan ambil bagian secara aktif dalam kehidupan masyarakat yang mereka layani.
Perusahaan tumbuh pesat saat menjalani sejumlah perubahan nama termasuk Mitsukawa Shokai, Mitsubishi Shokai, Mitsubishi Jokisen Kaisha (Mitsubishi Steamship Company), Yubin Kisen Kaisha Mitsubishi (Mitsubishi Mail Steamship Company).
Mitsubishi Mail sebuah Perusahaan kapal uap pertamakali meresmikan layanan usahanya ke Cina dan menjadi perusahaan Jepang pertama yang membuka rute luar negeri. Namun angin politik bergeser melawan Mitsubishi di tahun 1880-an awal, dan pemerintah mensponsori pembentukan pesaing. Kompetisi ini hampir membuat bangkrut kedua perusahaan tersebut.
Yataro meninggal karena kanker pada 1885 dan adiknya Yanosuke menggantikannya sebagai presiden Mitsubishi. Perseteruan antara Mitsubishi dan pesaing berakhir dengan merger pemerintah pada pertengahan tahun yang sama, menciptakan Perusahaan Nippon Yusen - Line NYK hingga saat ini.
Sementara itu persaingan mereka meningkat di usaha ini, kemudian Mitsubishi beralih haluan ke usaha di darat. Perusahaan ini membeli sebuah tambang tembaga Yoshioka di Okayama dan Takashima tambang batubara di Nagasaki. Perusahaan Ini disewakan dan kemudian membeli sebuah galangan Kapal di Nagasaki dari pemerintah pada tahun 1884 dan kemudian direkayasa pertama kali oleh Jepang dan untuk memproduksi sendiri dan membuat kapal uap di sana.
Pada tahun 1885, Kakaknya Yanosuke Iwasaki, Yataro, sebagai kepala organisasi Mitsubishi.
Setelah kemerdekaan NYK, Mitsubishi terus tumbuh dan diversifikasi di bawah kepemimpinan otokratis Yanosuke. Dia kemudian membeli tambang lebih banyak untuk menyediakan sumber daya untuk Perusahaan Mitsubishi dan sejalan dengan industri Jepang tumbuh kuat.
Dia juga memasukkan organisasi Mitsubishi sebagai perusahaan modern. Yanosuke mulai membangun kembali organisasi ini di sekitar pertambangan dan bisnis perkapalannya. Dia memperluas posisi organisasi di bidang perbankan, asuransi dan pergudangan, dengan demikian meletakkan dasar untuk pertumbuhan masa depan dan pembangunan perusahaannya.
Pada tahun 1890, ia membeli 80 hektar tanah di samping Istana Kekaisaran sekarang dikenal sebagai Marunouchi.
Anak Yataro itu, Hisaya, diresmikan sebagai presiden perusahaan pada tahun 1893. Lulusan dari The University of Pennsylvania ini merestrukturisasi Mitsubishi untuk mendukung operasi bisnis yang semakin beragam. Ia mendirikan divisi untuk perbankan, real estate, pemasaran, dan administrasi, serta untuk bisnis pertambangan dan galangan kapal.
Beberapa investasi swasta Hisaya merupakan bagian dari perusahaan saat ini Mitsubishi. Dia membeli Perusahaan Mill Paper Kobe, yang saat ini dikenal dengan Mitsubishi Paper Mills, dan ia mendukung berdirinya Kirin Brewery. Sepupunya Toshiya mendirikan Asahi Glass, produsen pertama yang sukses di Jepang sebagai perusahaan pembuat kaca piring.
Hisaya bersikeras pada ketaatan terhadap prinsip-prinsip etika perusahaan dalam urusan bisnis. Setelah pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914, ia menyerukan kepada semua karyawan Mitsubishi untuk melipatgandakan komitmen mereka terhadap integritas dan keadilan.
Filantropi adalah penekanan prinsip yang berlangsung selama Hisaya menjabat. Dia menyumbangkan dua taman Jepang yang luas ke kota Tokyo - Rikugien dan Kiyosumi-Teien, dan Bunko Toyo mendirikan perpustakaan.
Koyata Iwasaki, putra Yanosuke, mengambil alih kepresidenan dari Hisaya pada tahun 1916 pada usia 38. Seperti Hisaya, ia pernah belajar di luar negeri dan merupakan lulusan dari Universitas Cambridge. Dia memimpin organisasi Mitsubishi selama hampir 30 tahun dan memainkan peran penting dalam membentuk perkembangan industri di Jepang.
Di bawah Koyata, Mitsubishi telah dimodernisasi sebagai divisi masuk ke dalam perusahaan semiotonomi. Koyata mengarahkan Mitsubishi untuk kepemimpinan di sektor-sektor seperti mesin, peralatan listrik, dan bahan kimia. Perusahaan yang kemudian menjadi Mitsubishi Heavy Industries mobil ini dikembangkan, seperti membuat pesawat, tank, dan kendaraan bis. Disamping itu Mitsubishi Electric juga menjadi pemimpin dalam mesin listrik dan peralatan rumah tangga.
Keluarga Iwasaki melepaskan beberapa kontrol atas Mitsubishi melalui penawaran umum saham di perusahaan holding inti. Pada akhir Perang Dunia II, investor luar dibentuk yang jumlahnya hampir satu-setengah dari ekuitas.
Koyata mendorong manajer dan karyawan-nya untuk berdiri di atas xenophobia yang melanda Jepang selama tahun-tahun perang berlangsung. "Kami mempunyai banyak mitra bisnis dari Inggris dan Amerika," katanya mengingatkan setelah pecahnya permusuhan saat perang berlangsung. "Mereka adalah teman-teman kita yang telah melakukan proyek bersama-sama dengan kami dan yang telah berbagi kepentingan dengan kami. Maka kedamaian harus bisa dijaga, karena mereka kembali menjadi mitra kami."
Setelah perang, pasukan pendudukan Sekutu menuntut agar kelompok-kelompok besar Jepang industrial bubar. Lalu Mitsubishi Presiden, Koyata Iwasaki, menolak sesuai dengan tuntutan-nya tapi sayangnya Iwasaki keburu meninggal pada tahun 1945. Markas Mitsubishi dibubarkan pada tanggal 30 September 1946, dan banyak dari perusahaan Mitsubishi kemudian dipecah menjadi perusahaan yang lebih kecil.
Organisasi Mitsubishi tua berakhir pada tahun 1946. Induk Perusahaan Mitsubishi dibubarkan sementara trading house terpecah menjadi ratusan perusahaanyang independen. Sebagian besar perusahaan Mitsubishi meninggalkan nama dan lambang di bawah tekanan dari pasukan pendudukan.
Pada tahun 1952, di Kota San Francisco ada Perjanjian Perdamaian yang mengatakan bahwa Jepang diterima kembali di komunitas internasional.
Pada tahun 1954, lebih dari 100 perusahaan yang telah menjadi bagian dari trading house, Mitsubishi Corporation, bergabung untuk membangun kembali perusahaan tersebut. Demikian pula, komponen utama dari Mitsubishi Heavy Industries bersatu kembali pada tahun 1964. Perusahaan Mitsubishi yang telah meninggalkan nama itu setelah perang dunia mulai menggunakan lambang tiga berlian lagi.
Untuk memperingati ulang tahun ke seratus tahun berdirinya perusahaan Mitsubishi pertama, perusahaan Mitsubishi mendirikan Yayasan Mitsubishi pada tahun 1969. Perusahaan-perusahaan ini juga aktif secara individual dalam mendukung tujuan mulia melalui yayasan amal mereka sendiri dan dengan cara lain-nya.
Stand Mitsubishi menjadi agenda tetap dari pameran di Jepang sejak EXPO'70 yang bersejarah di Osaka pada tahun 1970. Dalam segala hal, perusahaan ambil bagian secara aktif dalam kehidupan masyarakat yang mereka layani.
Mobil pertama produksi pabrikan Mitsubishi tahun 1917
Beberapa model kendaraan yang legendaris dan masih banyak peminatnya hingga sekarang
Produk mesin yang legendaris dan terbaik yang diciptakan Mitsubishi 4G63T
Pada saat ini Mitsubishi mem-fokuskan kepada proyek Clean Tehnology hingga terciptalah kendaraan MIEV ini dan untuk seterusnya Mitsubishi akan terus mengembangkan produksinya yang berdasarkan prinsip ramah lingkungan
President Mitsubishi Osamu Masuko dengan produk- produknya
Mitsubishi Concept berbasis mesin diesel sport
Coffee Break News:
Bagi pencinta produk Lancer Evolution ini ada kabar baik yang harus dibaca
Next Evo will feature a 0 to 100 km/h (62 mph) sprint
time of less than 5 seconds
[Please
note: images of Mitsubishi Concept-X from 2006 shown]
Mitsubishi
president Osamu Masuko has confirmed to British motoring magazine Autocar
that the next Mitsubishi Evo XI is due in three years and will feature a hybrid
drivetrain.
"We
will start work on the project next year, and it will be ready within
three," Masuko told Autocar. "I have set the goal of
developing a sporting car featuring electric power."
Autocar says that the Mitsubishi Evo will be
a diesel-hybrid, although, Masuko did not confirm that detail.
With an eye
towards cutting emissions but still aiming creating a powerhouse car for the
masses, the next Mitsubishi Evo will feature a 0 to 100 km/h (62 mph) sprint
time of less than 5 seconds while sporting a CO2 quotient of less than 200
g/km.
The 2014
Mitsubishi Evo will also feature an updated version of the S-AWC all-wheel
drive system.
Source: Autocar
No comments:
Post a Comment